SEKAYU, iNewspalembang.id – Desa Bukit Jaya, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), menjadi persinggahan silaturahmi bakal calon presiden (bacapres), Ganjar Pranowo, berikutnya.
Setelah bertemu ribuan warga dari empat desa di Desa Beji Mulyo, Kecamatan Tungkal Jaya, kini giliran dengan warga Desa Bukit Jaya, yang notabene merupakan desa berprestasi di tingkat nasional dan mayoritas dihuni transmigran asal Jawa Tengah.
Sama seperti di desa sebelumnya, pasangan cawapres Mahfud MD ini mendapat sambutan antusias dari warga, meski sudah beberapa jam sebelumnya menunggu. Warga yang mayoritas ibu-ibu itu berjajar di sepanjang jalan untuk bersalaman dan mengabadikan momen tersebut dengan kamera ponsel.
Kepala Desa Bukit Jaya, Jauhari menyatakan, tidak menyangka Ganjar Pranowo berkunjung dan ada dihadapan mereka di Desa Bukit Jaya ini.
"Ngimpi opo, Pak Ganjar datang ke sini," ujar dia.
Jauhari menuturkan, desa mereka ini banyak meraih penghargaan di tingkat nasional. Seperti juara dua keterbukaan informasi publik, juara dua perpustaan desa, dan Proklim peringkat 17 Pratama.
"Alhamdulillah desa ini, desa yang berprestasi di tingkat nasional," kata dia.
Sementara, Ganjar Pranowo mengungkapkan, semua prestasi yang diraih Desa Bukit Jaya ini mampu menjadi inspirasi desa-desa di daerah lain untuk berikir maju.
“Saya sangat mengapresiasi prestasi yang diraih Desa Bukit Jaya ini. Karena bisa menggerakan masyarakat, dan masyarakatnya memberi dukungan yang bagus dan banyak prestasi yang ada," ungkap dia.
Pada silaturahmi ini, kembali Ganjar berdiskusi dengan warga. Ada sejumlah saran, baik soal nasib dan kesejahteraan guru, juga perhatian terhadap atlet berprestasi.
"Tentu ada masukan-masukan. Pertama, nasib guru termasuk nasib guru yang ada di Paud, kelompok belajar, kelompok bermain begitu, dan bagaimana membentuk karakter anak-anak sejak dini. Perhatian ini dibutuhkan oleh para guru dan saya kira saya sangat setuju itu. Sehingga nasib guru juga baik, prestasinya juga baik, anaknya punya karakter, punya ilmu," jelas dia.
Mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) dua periode itu menerangkan, disamping ada anak berbakat dan ada guru olah raga, jadi bagaimana agar atlet atlet di daerah ini bisa naik kelas dari kampung, provinsi dan nasional.
“Ternyata mereka butuh akses untuk agar bisa masuk. Maka kita carikan jalan, entah bisa lewat KONI, kementerian, apakah lewat dinas. Kalau di Jateng dulu saya minta ada sistem informasi atlet, saya kira itu yang bisa direplikasi, sehingga kita bisa memantau anak-anak berprestasi," tandas dia.
Ketika masih menjabat Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo sangat memberi perhatian terhadap para guru honorer. Menetapkan honorarium seluruh Guru Tidak Tetap (GTT) di satuan pendidikan SMA, SMK, dan SLB Negeri sesuai UMK daerah ditambah 10 persen.
Dari sebelumnya GTT tersebut hanya menerima Rp200 ribu, namun sekarang mereka mendapatkan gaji berkisar Rp2,3 juta perbulan atau bahkan lebih.
Kemudian, Ganjar yang juga menjadi Ketua Dewan Pembina Special Olympic Indonesia (SoINA) dalam sepuluh tahun terakhir itu, selain menginisiasi dibuatnya sistem informasi atlet di Jateng, juga terus memberi ruang bagi atlet untuk mengembangkan diri melalui berbagai ajang. Hasilnya, atlet dari Jateng banyak menorehkan prestasi di tingkat nasional dan internasional.
Editor : Sidratul Muntaha