PALEMBANG, iNewspalembang.id – Salah satu bakal calon Gubernur Sumsel, Heri Amalindo, tidak terburu-buru dalam mengumumkan siapa tokoh yang bakal menjadi pendampingnya pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumsel 2024 ini.
Kondisi ini berbeda dengan Mawardi Yahya, yang telah memutuskan pasangannya bersama Harnojoyo, pada awal Maret sebelum masuk Ramadhan.
Menurut Ketua Rumah Bersama Heri Amalindo, Firdaus Hasbulah SH, pertama pihaknya mengucapkan selamat kepada Mawardi Yahya yang telah menetapkan pasangannya yakni Harnojoyo, untuk maju pada kontestasi Pilgub Sumsel 2024.
“Kami ucapkan selamat kepada Pak Mawardi yang sudah memilih pasangan Pak Harnojoyo. Artinya, kita bisa melihat perkembangan di Sumsel, sudah ada satu calon yangg mengumumkan nama pasangan calonnya. Tinggal kita juga nanti,” ujar dia, Minggu (17/3/2024).
Hanya saja, ungkap Firdaus, untuk memilih siapa figur yang cocok menjadi pasangan sebagai bakal calon Wakil Gubernur yang akan mendampingi Heri Amalindo, tentu harus benar-benar dipetakan.
“Harus pas dan harus dipetakan benar-benar. Misal sang calon itu mengusai beberapa daerah, hingga terjalin harmonisasi dan melengkapi. Ya kalau kita timpang bisa tentu dilengkapi,” kata dia.
Terkait partai pengusung, tegas Firdaus, semua masih berproses dan Insyaallah bisa mencukupi tiket untuk pencalonan.
“Untuk partai, Insyaallah sudah ada beberapa partai yang sudah menyatakan siap dan itu cukup kursi,” tegas dia.
Firdaus menjelaskan, sebenarnya sudah ada nama-nama tokoh yang masuk daftar bakal jadi pasangan Heri Amalindo. Sejumlah nama itu ada dari politisi, bupati dan dari kalangan pengusaha.
“Pokoknya bulan lima (Mei) kita umumkan nama-namanya. Tapi intinya ya itu tadi, saling melengkap pasangan, punya basis daerah masing-masing. Kalau kak Heri kan menguasai Muara Enim Raya (Prabumulih dan PALI) plus Musi. Jadi pasangan beliau nanti ya punya basis daerah yang berbeda,” jelas dia.
Kalau untuk Palembang, tambah dia, karena Kota Palembang ini heterogen, tentu tergantung strategi masing-masing. Baik secara kesukuan maupun secera personal.
Editor : Sidratul Muntaha
