PALEMBANG, iNewspalembang.id – Ketua Pimpinan Daerah (Pimda) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Sumsel, Lucianty menyampaikan, sebetulnya dalam dinamika politik tidak bisa memastikan bahwa seseorang itu akan bersama dalam waktu yang lama.
Karena, menurut Lucianty, dalam perjalanan akan ada hal-hal yang mungkin tidak terduga sama sekali yang harus dihadapi.
“Kita tidak usah bersuudzon bahwa seseorang itu tidak cocok atau tidak sejalan dengan kita. Tak usah harus kearah sana. Karena dalam perpolitikan, ketika kita merasa sudah memutuskan keluar, pasti sudah dipertimbangkan dengan matang,” ujar dia.
Hal tersebut diutarakan Lucianty, terkait keluarnya empat kader PKN yang salah satunya Sekretaris PKN Sumsel, Syaiful Islam, beberapa waktu lalu.
Sebagai ketua, ungkap Lucianty, tentu selalu berfikir positif dan harus diingat, bahwa kita pernah bersama dan seburuk-buruk sahabat adalah tetap sahabat.
“Buruk dalam artian selalu komplain terhadap kita, tapi sebagai orang yang ingin maju, saya menjadikan ini sebagai satu introspeksi diri juga. Kita juga harus mau menerima kritik orang dan itu menjadi pertimbangan bagi kita tanpa harus membenci yang bersangkutan,” ungkap dia.
Pengusaha Perempuan Sumsel ini menegaskan, sebenarnya semua itu kembali lagi untuk menjawab hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dijawab.
“Ini bukan hal yang istimewa menurut saya. Hal yang biasa mengapa harus dijadikan istimewa, dimana seorang kader yang memutuskan keluar dari PKN. Seharusnya hal yang istimewa itu misal, dalam Pemilu 2024 nanti PKN menduduki kursi di seluruh kabupaten/kota, itu baru hal yang istimewa,” tegas dia.
“Kalau soal ini (kader mengundurkan diri) terus gimana PKN nya kedepan. Jadi ya sudahlah, saya pikir ini bukan topik utama, karena begitu ada surat pengunduran diri diberikan ke kami, ya saya sampaikan ke pengurus untuk menaikkan Wakil Sekretaris 1 menjadi Sekretaris,” imbuh dia.
Luciyanti menerangkan, bahwa PKN tidak perlu harus sibuk-sibuk lagi mencari sekretaris baru, atau ingin menggantikan kedudukan itu dengan orang-orang yang mungkin terpikir oleh orang lain, bahwa seorang Lucianty akan menggantikan si A untuk duduk di sekretaris.
“Ya alangkah baiknya kalau kita dengan legowo dan natural saja, bahwa yang layak untuk menggantikan seorang sekretaris adalah Wakil Sekretaris 1. Makanya saya sampaikan ke Sekjen DPP PKN bahwa yang menduduki sekretaris adalah Wakil Sekretaris 1,” terang dia.
Kalau masalah seseorang itu masih junior atau masih muda, kata Luci, itu hanya perlu bimbingan saja. Kemudian, beberap hari lalu sudah menghubungi Wakil Sekretaris 1, Ramdoni, dan bertanya apakah siap menjadi sekretaris.
“Ternyata yang bersangkutan siap. Lalu saya hubungi Sekjen (PKN), saya minta Sekretaris PKN Sumsel adalah Ramdoni, dan Insyaallah tetap berjalan sebagaimana mestinya,” kata dia.
Meski demikian, Luci menuturkan, pasca-mundurnya kader PKN Sumsel tersebut, tidak gejolak apapun pada kader PKN di wilayah Sumsel lainnya atau pun yang komplain.
Kemudian, Lucianty tetap mengucapkan terima kasih kepada keempat kader yang mengundurkan diri tersebut, walau hanya via WhatsApp. Karena dia menilai, kader yang keluar ini sudah banyak memberi bimbingan dan kontribusi untuk PKN Sumsel.
“Sampai kapanpun mereka masih kakak dan sahabat saya. Ya namanya orang mengundurkan diri ya kita mesti legowo. Saya jugaa belajar dari seorang Gede Pasek, yang sebelumnya Sekjen Partai Hanura, ketika dia menggundurkan diri, tidak pernah menjelekkan OSO (Oesman Sapta Oedang) atau komplain semua tentang Hanura. Kemudian, semuanya diserahkan kepada Hanura, tanpa ada berharap tentang ini dan itu lagi,” tutur dia.
“Saya pikir Syaiful (Islam) belajar seperti Gede Pasek lah, dia pasti berfikir positif untuk itu. Walau dengan segala kicauan yang disampaikan di media, saya berkeyakinan walau secara fisik sudah tak ada lagi di PKN Sumsel, tapi saya yakin dia tetap mendoakan yang terbaik untuk PKN,” tandas dia.
Editor : Sidratul Muntaha