PALEMBANG, iNewspalembang.id - Israel menjadi salah satu peserta Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Ironisnya, keikutsertaan Israel menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Hal ini dilatarbelakangi politik luar negeri Indonesia yang selama ini tidak mengakui Israel sebagai sebuah negara merdeka.
Sebagai tuan rumah, Indonesia tetap harus menyambut Israel sebagai bagian kontrak dengan FIFA, guna menjamin keamanan setiap negara yang jadi peserta.
"Tentu ini urusan politik luar negeri yang keputusannya ada di pemerintah dalam hal ini Kemenlu," ungkap Erick Tohir, Sabtu (11/3/2023).
Erick enggan berspekulasi lebih soal kedatangan Israel sebagai peserta Piala Dunia. Dirinya saat ini hanya fokus pada dua hal yakni, teknis soal kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah dan kesiapan timnas Indonesia.
"Kami dari PSSI saat ini fokus menyiapkan tim nasional untuk berlatih, kedua soal teknisnya yang menjadi tanggungjawab PSSI," jelas dia.
Sependapat, Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali menyebutkan, jika urusan PSSI hanya sebatas kesiapan Piala Dunia. Pihaknya tidak akan mencampurkan urusan politik dengan sepak bola sesuai marwah FIFA.
"Untuk urusan politik luar negeri. Saya kira teman-teman di Kemenlu RI sudah menyiapkan (kebijakan) untuk itu," jelas dia.
Sebelumnya, Kemenlu RI angkat bicara soal keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia. Menurut Jubir Kemenlu posisi Indonesia tetap jelas dan tak berubah untuk mendukung Kemerdekaan Palestina.
Terkaor kedatangan Israel mendatang, pihak kemenlu telah melakukan koordinasi dengan Menkopolhukam untuk menyiapkan urusan teknisnya.
"Posisi indonesia soal isu Palestina tidak pernah berubah dan konsisten. Indonesia termasuk sedikit negara yang konsisten dukung rakyat Palestina," ungkap Jubir Kemenlu Faizasyah.
Editor : Andhiko Tungga Alam