OKI, iNewsPalembang.id - Ratusan kerbau di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan, mati mendadak diduga akibat terjangkit virus S-E atau Septiceimia Epizootica. Peternak kerbau di daerah tersebut mengalami kerugian besar karena belum ada obat penawarnya.
Sekitar 431 ekor kerbau tersebut adalah milik warga di Desa Bangsal dan Kuro, Kecamatan Pampangan, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan.
Kematian massal kerbau ini disebabkan oleh virus S-E atau Septiceimia Epizootica. Para peternak kerbau di desa tersebut mengakui bahwa mereka merasa panik dan mengalami kerugian besar. Harga jual kerbau yang biasanya mencapai Rp17 juta per ekor, kini hanya terjual seharga Rp4 juta saja.
Meskipun daging kerbau tersebut tidak membahayakan jika dikonsumsi, namun hingga saat ini belum ditemukan obat penawar untuk virus tersebut. Sementara itu, kerbau-kerbau yang masih sehat hanya disuntik vaksinasi oleh pemerintah sambil menunggu adanya obat yang bisa memberantas virus tersebut.
"Pemerintah telah melakukan penguburan bangkai kerbau, disinfeksi kandang, sterilisasi, dan surveilans untuk mencegah penyebaran virus ke kerbau lainnya," kata Ali Hapia selaku Sekretaris Desa Bangsal.
Pemerintah diminta untuk terus membantu warga dalam menangani kasus kematian kerbau ini agar tidak menimbulkan kerugian dan krisis yang lebih besar bagi warga.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait