PALEMBANG, iNewspalembang.id – Kondisi di Sumatera Selatan (Sumsel) ini bukan hanya tentang fisik dan infrastruktur, namun yang tidak boleh ditinggalkan adalah tentang membangun manusia.
Hal tersebut diutarakan Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sumsel Deni Zainal, didampingi Sekretaris DPD Partai Golkar Sumsel Andie Dinialdi, saat membuka seminar dan diskusi Aspirasi Pembangunan Sumsel Sekarang dan yang akan Datang, di Hotel Batiqa, Kamis (6/7/2023).
Seminar dan diskusi yang mengambil tema ‘Bersama Menangkan Hati Rakyat, Majulah Indonesia’ itu, menghadirkan Pemerhati Politik Sumsel Bagindo Togar, Ketua PWI Sumsel Firdaus Komar dan Akademisi Ade Indra Chaniago.
Deni Zainal berarap, melalui diskusi ini akan dihasilkan, diciptakan, dan disimpulkan langkah-langkah yang akan disampaikan kepada pihak yang berwenang.
Hadir juga pada momen tersebut, Ketua MPO DPD Partai Golkar Sumsel, M Nasir, Dr Hilmin yang merangkap moderator, serta perwakilan mahasiswa dari perguruan tinggi di Sumsel.
Ketua PWI Sumsel, Firdaus Komar menyampaikan, mulai dari revolusi fisik dan revolusi industri, diharapkan lebih dari sekadar aspirasi. Karena aspirasi hanya bersifat permukaan.
“Tetapi jika isu strategis yang diangkat, itu yang akan paling relevan. Jika partai politik dapat mengatur tata laksana pemerintahan dan memperlihatkan kinerja pemerintah, maka itu yang penting,” ujar dia.
Firdaus melanjutkan, dalam konteks ini bahwa pers adalah rel untuk kepentingan umum, memberikan edukasi dan pendidikan kepada masyarakat. Sementara itu, peran legislatif memiliki tiga fungsi, yaitu anggaran, pengawasan sosial, dan legislasi atau pembuatan peraturan.
“Materi yang akan dibahas dimulai dari kekuatan pembangunan dengan indikator tingkat ekonomi yang lebih cepat. Isu pendidikan juga menjadi perhatian utama. Harga pendidikan tidak boleh mahal, tetapi harus terjangkau oleh semua orang. Banyak yang mengharapkan dukungan dari pemerintah dalam hal ini. Masalah infrastruktur juga menjadi sorotan, terutama terkait dengan Tanjung Carat,” ungkap dia.
Sementara, Ade Indra Chaniago menjelaskan, banyak partai tidak menjalankan tugasnya sebagai partai politik. Salah satu tugas yang dilakukan oleh Golkar adalah memberikan edukasi kepada pemilih. Setiap daerah tentu memiliki keunikan sendiri, dan untuk apresiasi nasional, kepedulian Golkar sangat tinggi.
“Mahasiswa memiliki tiga tugas dharma di pundaknya. Banyak masalah yang harus dihadapi, tetapi tidak ada satupun aspirasi dari mahasiswa yang terdengar,” jelas dia.
“Untuk pemilihan Gubernur tentu sudah ada, tetapi kita lebih konsen pada pileg dan pilpres. Cuma tentu sudah ada calon yang kita persiapkan, hanya saja belum dapat kita sebutkan untuk saat ini. Nanti ada waktu yang tepat,” imbuh dia.
Pengamat Politik Sumsel, Bagindo Togar melanjutkan, bahwa kegiatan inilah bagian upaya Golkar mendekati kelompok-kelompok masyarakat, paling tidak menyerap aspirasi, menciptakan isu.
Sebelumnya, tambah Bagindo, sudah pernah menyampaikan kepada mantan Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, Dodi Reza Alex, terkait perlunya Golkar Sumsel membentuk club-club yang bukan organsisasi permanen.
“Misalnya Golkar Women Club, Golkar Labour Club, Golkar Farmer Club , Golkar Akademic Club dan lain-lain karena ini sebagai taktis dengan pendekatan informal dan jangan kaku yang semuanya di bawah kendali Golkar Sumsel,” tandas dia.
Editor : Sidratul Muntaha
Artikel Terkait