Tri menambahkan bahwa pada saat kejadian, sekitar tempat tersebut sedang ramai, dan oleh karena itu pelaku tidak memukul korban. Namun, pelaku menyeret korban ke rumahnya.
"Anak saya menangis saat itu, tetapi dia tetap dipaksa dan diseret oleh pelaku ke rumahnya, di mana dia diperintahkan untuk duduk di sudut sementara pelaku pergi begitu saja," ujarnya.
Saya segera pergi ke rumah pelaku dan mencari anak saya. Namun, ketika saya mencari pelaku, dia tidak ada di sana. Saya mengetuk pintu rumahnya, tetapi tidak ada yang keluar," katanya.
Akibat penganiayaan yang dialami anaknya, korban mengalami trauma berat dan ketakutan.
"Anak saya sangat trauma, bahkan sekarang dia takut keluar dari kamarnya. Padahal sebelumnya dia sangat ramah, senang bermain dengan teman-temannya, dan sangat dekat dengan tetangga, terutama jika diajak bermain bola. Tetapi sekarang dia menjadi pendiam karena takut," cerita ayah korban.
Sementara itu, Tri juga telah melaporkan kejadian penganiayaan yang menimpa anaknya ke Denpom II/Sriwijaya.
"Saya sudah melaporkan, syukurlah laporan kami telah diterima. Saya berterima kasih kepada Denpom II/Sriwijaya atas penerimaan laporan yang kami sampaikan," ungkap Tri.
Sementara itu, Kapendam II Sriwijaya Kolonel Kav Rohay Happy Ariyanto menanggapi kejadian insiden penganiayana dilakukan oleh oknum perwira TNI Letkol ZK.
Sedangkan saat ditanyakan terkait viralnya video penganiayaan anaknya Tri belum mengetahuinya. "Saya malah belum tahu saya cek dulu , karena tidak jelas videonya," pungkasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta