Alasan Publik Tetap Pilih Prabowo di Pilpres 2024, Salah Satunya Loyalitas terhadap Presiden

JAKARTA, iNewspalembang.id – Nama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dinilai punya kans besar untuk menjadi presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Penilaian tersebut berdasarkan hasil survei terbaru Indonesia Survey Center (ISC), yang menyebut Prabowo Subianto mendapatkan elektabilitas tertinggi.

Baca Juga

Prabowo Sebut Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya Tak Mau Lompat Sana Lompat Sini

Menurut Peneliti Senior ISC, Chairul Ansari, bahwa ada sejumlah alasan yang membuat responden memilih Menteri Pertahanan itu menjadi presiden. Alasan terbesarnya, sambung dia, publik memilih Prabowo sebesar 9,1 persen, karena Prabowo dianggap memiliki kemampuan/kapabilitasnya memecahkan masalah-masalah yang tengah dihadapi Indonesia.

“Seperti masalah keamanan nasional dan tentu krisis pangan yang tengah mengintai dunia," ujar Chairul Ansari, Senin (29/8/2022).

Alasan terbesar kedua, ungkap Chairul, yakni kinerja Prabowo yang telah diperlihatkan di Kementerian Pertahanan (7,8 persen). Kemudian, sebanyak 3,2 persen responden memilih Prabowo karena latar belakang militer yang dinilai tegas dan mempunyai nasionalisme tinggi.

Baca Juga

Satu Tahun Jelang Pemilu 2024, Prabowo Subianto Beri Pesan Ini untuk Kader dan Simpatisan Gerindra

"Kemudian 2,3 persen responden beralasan (Prabowo) apa adanya/tidak pencitraan dan loyalitas terhadap presiden selama menjadi Menhan RI," ungkap dia.

“Selanjutnya, alasan lain sebanyak 1,6 persen responden memilih Prabowo karena posisinya sebagai ketua umum partai politik lebih pasti dan sebagainya,” jelas dia.

Chairul menambahkan, survei ISC dilakukan pada 9-19 Agustus 2022 di 34 provinsi Indonesia. Jumlah sampel yang digunakan dalam survei ini sebanyak 1.520 responden.

Baca Juga

Ini Alasan Koalisi Gerindra – PKB Belum Deklarasikan Prabowo Subianto sebagai Capres 2024

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan pada survei ini adalah multistage random sampling, dengan margin of error sebesar ±2,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Editor : Sidratul Muntaha