PALEMBANG, iNewspalembang.id – Pengakuan Dian Satria (34), pelaku pembunuh pasangan suami istri (pasutri) di Toko Kelempang Suwandi, Palembang, hanya karena faktor ekonomi setelah lama tidak bekerja.
Seperti diketahui, Dika Satria yang melakukan pembunuhan Darma Kusuma (54) dan istrinya Yeni Suwandi (50), di Toko Kelempang Suwandi, di Jalan Pengadilan, Kelurahan 15 Ilir, Kecamatan IT I, Palembang, pada Selasa (25/11/2025) lalu itu, ditangkap Subdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel dan Satreskrim Polrestabes Palembang di persembunyiannya di Kota Bandung, Rabu (3/12/2025).
Saat Polrestabes Palembang menggelar Konferensi Pers di Mapolrestabes Palembang, pelaku Dian Sastria mengatakan, bahwa selama satu bulan berkeliling di daerah Dempo Dalam dan Dempo Luar, hingga akhirnya sampai di titik Toko Kelempang Suwandi.
"Saya pelajari situasinya, saat malam saya liat situasinya bagus untuk mencuri. Lalu tiba-tiba korban Darma keluar naik motor dan pulang balik lagi malamnya. Akhirnya dia (korban) saya targetkan dan amati pantau terus,” ujar dia, saat ditanya Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono, Kamis (4/12/2025).
Pelaku yang tercatat warga Lorong Muawanah, Kelurahan Plaju Ulu, Kecamatan Plaju itu mengaku tidak kenal dengan korban. Namun setiap melintas di dekat toko korban, dia selalu mampir duduk disamping ruko tersebut.
Pelaku Dika juga sempat pernah bertanya pekerjaan kepada korban Darma terkait lowongan pekerjaan, namun dijawab korban tidak ada. Nah, sejak bertanya pada pertama itu, pelaku sudah mengintai korban.
“Saat bertanya kedua kali dan kondisi sepi, jadi saya dekati, sudah malam jam 7 - 8 malam dan korban seperti ketakutan sambil berkata kamu jangan kesini jauh-jauh saja,” kata dia.
“Saya terdiam sebentar. Saat korban hendak masuk dan mau berbalik menutup rolling door, saya sudah di depannya. Saya cekik lehernya dan langsung mengeluarkan senjata tajam, sambil bilang diam, diam, diam, dan serahkan uang mu,” imbuh dia.
Kemudian, ungkap pelaku Dika, ketika itu korban masih melawan, berteriak dan berdiri sehingga tubuh korban didorong pelaku ke samping mobil Mercedes Benz milik korban.
“Lalu saya sayat lehernya, saya gorok satu kali sempat gigit jari saya jadi digorok lagi hingga tidak bergerak lagi,” ungkap dia.
Selanjutnya, pelaku Dika menuju ke kamar mandi untuk mencuci tangan dan kaki karena bekas darah korban, serta senjata tajamnya. Lalu, pelaku naik ke lantai dua, mencari barang berharga seperti perhiasan dan menemukan telepon seluler (ponsel), serta pistol mainan di lemari.
“Tiba-tiba ada yang ketuk pintu, saya langsung samperin sambil memakai masker dan membuka pintu. Dia (korban Yeni) mendorong pintu dan terkejut melihat ada saya, hingga berlari dan berteriak. Saya kejar dan dapat, lehernya bagian kanan saya sayat hingga terjatuh diruang tengah,” jelas dia.
Seteleh menggorok leher pasutri tersebut, pelaku melihat dua orang tua dan cucunya masuk, sambil berkata anaknya sudah mati. Saat itu, pelaku langsung berkata kepada mereka untuk diam dan membawa mereka ke sudut dekat kursi.
Berikutnya, pelaku bertanya kepada orang tua korban dimana letak uang sambil mengencam dengan sajam. Akhirnya ibu korban mengambil uang dari dombet dari lemari tengah di ruangan tersebut sekitar Rp2 juta.
“Lalu saya tanya lagi mana uangnya, di jawab sudah tidak ada lagi, dan saya periksa lagi ke ruang ruko di ujung dekat TV, saya periksa tidak ada lagi, dan saya kembali ke ruang tengah. Ternyata orang tua dan cucunya sudah tidak ada, saya langsung turun ke bawah,” terang dia.
Pelaku juga mengaku sempat ambil tas milik anak korban yang berisi 2 ponsel dan ATM, KTP, surat menyurat, dan lainnya.
“Sempat keluar melalui rolling door tetapi tidak bisa dibuka, akhirnya saya menemukan kunci tergantung dan kabur melalui rolling door belakang dan melompat pagar langsung lari,” tandas dia.
Editor : Sidratul Muntaha
Artikel Terkait
