get app
inews
Aa Read Next : Sidang PHPU Pilpres 2024: Menko PMK Sebut Bagi Bansos Jelang Pemilu Jaga Daya Beli Masyarakat Miskin

Peluang Kandidat Petahana Disebut Lebih Diuntungkan pada Pilkada Serentak 2024

Senin, 13 Februari 2023 | 17:05 WIB
header img
M Albahori. (iNewspalembang.id/ist)

PALEMBANG, iNewspalembang.id – Kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang menyerentakan Pemilihan Legislatif (Pileg), Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dinilai menjadi kompetisi berat bagi partai politik (Parpol) baru.

Apalagi khusus Pileg 2024, parpol baru tersebut bakal bertarung merebut kursi parlemen di tingkat DPR RI, DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota pada, yang dihelat di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota se - Indonesia.

Menurut Praktisi Komunikasi Politik Sumsel, M Albahori, M Ikom, bahwa pemungutan suara Pileg dan Pilpres sesuai jadwal akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024. Selang 287 hari, giliran Pilkada serentak dilaksanakan di berbagai daerah.

“Pilkada serentak itu merupakan ruang waktu yang sempit dan terbatasnya masa kampanye, bagi para calon kepala daerah dalam memperoleh simpati masyarakat konstituennya dan electoral,” ujar dia.

“Singkatnya masa kampanye dan konsentrasi parpol dalam pileg dan pilpres Pemilu 2024, secara tidak langsung dapat menguntungkan kandidat petahana,” imbuh dia.

Albahori mengungkapkan, ada tiga alasan yang memperkuat pandangan terkait diuntungkannya kandidat petahana pada Pilkada 2024 mendatang. Pertama, pembatasan masa kampanye dengan ruang waktu yang cukup relatif sempit.

“Ini membuat kandidat penantang tak punya waktu cukup panjang dalam melakukan strategi komunikasi dalam meningkat popularitas dan elektabilitas, yang mencakup personal branding, political branding dan political marketing,” ungkap dia.

Sehingga, jelas Albahori, optimalisasi branding tidak berjalan baik dan maksimal. Sementara kandidat petahana atau incumbent berpotensi dan lebih terbuka peluangnya.

“Karena secara persiapan, perencanaan dan pelaksanaan strategi komunikasi dalam pencitraan petahana lebih diuntungkan dan dilakukan secara efektif dan masif. Jadi, popularitas dan elektabilitas kandidat petahana meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil pra survei petahana yang cukup tinggi, dibanding dengan calon kandidat rivalitasnya,” jelas dia.

Kedua, terang Albuhari, kandidat petahana punya kesempatan menyusun program kerja yang berorientasikan kepedulian kepada masyarakat konsituennya. Kemudian, melakukan publikasi keberhasilan kinerja pemerintah secara efektif.

“Tentu ini berdampak pada popularitas petahana, yang secara persentase akan semakin baik di masyarakat. Keberhasilan dan kekuatan petahana dapat terlihat beberapa hasil pra survei oleh petahana, yang hasilnya cenderung lebih tinggi dari rivalitasnya,” terang dia.

Kemudian alasan ketiga,  tambah dia, terkait aspek psikologis kontestasi Pemilu dengan tahapan Pileg, Pilpres dan Pilkada yang akan menimbulkan kejenuhan.

“Hal ini bisa saja menurunkan tingkat emosional pemilih dan partisipasi masyarakat pada Pilkada serentak 2024. Ya karena kejenuhan dan konsentrasi pada Pileg dan Pilpres, yang mengakibatkan keinginan dan atensi masyarakat pada Pilkada serentak bisa terjadi seperti pada Pemilu 2019 lalu,” tandas dia.

Editor : Sidratul Muntaha

Follow Berita iNews Palembang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut