get app
inews
Aa Text
Read Next : Pj Wali Kota Palembang Ucok Abdul Rauf Damenta Gantikan Ratu Dewa, Ini Pesan Agus Fatoni

Prokes Kian Kendur, COVID-19 di Sumsel Kembali Naik

Kamis, 10 November 2022 | 16:45 WIB
header img
Ilustrusi COVID-19 (FOTO: INEWS.ID)

 

PALEMBANG, iNewspalembang.id - Kasus harian COVID-19 mengalami peningkatan dari hari ke hari. Kenaikan ini tidak lain lantaran mengendurnya protokol kesehatan (Prokes) di tengah masyarakat sejak beberapa bulan terakhir.

"Prokes dan upaya 3T (testing, tracing dan treatment) harus kembali ditingkatkan. Sebab masyarakat sudah malas menggunakan masker, mereka menganggap Covid-19 tidak ada lagi. Batuk dan pilek sudah dianggap hal biasa," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, Trisnawarman, Kamis (10/11/2022).

Menurut Trisnawarman, dalam tiga hari terakhir jumlah kasus COVID-19 naik hingga 186 kasus per hari. Jumlah itu diprakirakan akan terus bertambah naik melihat kondisi perkembangan kasus positif yang terjadi saat ini.

"Selama dua minggu ini, kasus COVID-19 bertahap naik. Dari semula bertambah dua kasus, menjadi empat kasus, 10 kasus, 20 kasus, 50 kasus, dan kemarin 77 kasus," jelas dia.

Meningkatnya kasus COVID-19 saat ini banyak orang yang terpapar dan dirawat di fasilitas kesehatan. Pemerintah telah mengambil sikap untuk melakukan PPKM level 1 kembali.

"17 kabupaten dan kota di Sumsel semuanya masih tercatat sebagai zona kuning, untuk itulah masih di level 1. Meskipun begitu, jika tak ditangani dengan baik kasus akan makin meningkat. Untuk itu kuncinya tetap terapkan Prokes," ujar dia.

Tak sampai di sana, Trisnawarman menjelaskan kondisi Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian rumah sakit di Sumsel baru 10 persen. Mengantisipasi libur Natal dan Tahun baru pihak Dinkes sudah menyiapkan rumah sehat di wisma atlet Jakabaring.

"Kami standbykan rumah sehat di Jakabaring, jika nantinya kasus naik maka akan bisa kembali dibuka," ujar dia.

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sumsel Yudhi Setiawan menyebutkan, kenaikan kasus COVID-19 diduga adanya varian baru yang diduga lebih cepat menyebar.

"Karena sudah dua tahun kita masuk dalam pandemi COVID-19 dan sampai sekarang belum selesai. Jadi dalam periode dua tahun sebagian besar orang pasti pernah terpapar virus baik secara alami (pernah sakit) atau secara buatan (vaksinasi)," tutup dia.

Menurutnya Yudhi, virus selalu bermutasi mencari bentuk yang paling ideal untuk mempertahankan diri. Belum lagi mempertimbangkan efikasi vaksin yang tidak 100 persen. Maka kombinasi antara vaksin dan Prokes terutama masker merupakan  langkah yang terbaik dalam mengendalikan pandemi Covid-19.

"Untuk vaksin kita sudah dapat 2.500 vial vaksin Pfizer. Ia cukup untuk dua bulan ke depan. Sebab kami tidak bisa juga minta banyak karena expired date vaksin tidak begitu lama," pungkasnya. 

 

 

Editor : Andhiko Tungga Alam

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut