LONDON, iNewspalembang.id – Kamis, 8 September 2022 waktu setempat, menjadi hari berduka bagi masyarakat Inggris, setelah Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada usia 96 tahun di Balmoral, kediamannya di Skotlandia.
Ratu Elizabeth II yang disebut meninggal dalam keadaan damai itu, memerintah kerajaan Inggris selama 70 tahun – menjadi yang paling lama berkuasa.
Tak lama berselang, Perdana Menteri (PM) Inggris, Liz Truss memberikan penghormatan kepada sang Ratu. Saat menyampaikan pidatonya, Truss mengenang jasa Ratu sampai mengucapkan selamat datang kepada raja Inggris yang baru, Charles III.
Isi pidato Truss ini mungkin bisa membuat merinding. Karena Truss jelas memiliki kesan mendalam dengan Ratu. Terlebih, dua hari sebelum meninggal dunia, Ratu menyetujuinya sebagai perdana menteri Inggris yang baru. Dia menjadi perdana menteri Inggris ke-15 selama kepemimpinan Ratu Elizabeth II.
Berikut naskah pidato Truss di Downing Street terkait meninggalnya Ratu:
"Kita semua hancur oleh kabar yang baru saja didengar dari Balmoral. Kematian Yang Mulia Ratu adalah kejutan besar bagi bangsa dan dunia. Ratu Elizabeth II adalah batu yang menjadi dasar dibangunnya Inggris modern. Negara kita telah tumbuh dan berkembang di bawah pemerintahannya.
Inggris adalah negara besar seperti sekarang ini karena beliau. Dia naik takhta tepat setelah Perang Dunia II. Dia memperjuangkan kemajuan Persemakmuran - dari sekelompok kecil tujuh negara hingga keluarga 56 negara yang mencakup setiap benua di dunia.
Kita sekarang adalah bangsa yang modern, berkembang, dan dinamis. Melalui tebal dan tipis, Ratu Elizabeth II memberi kita stabilitas dan kekuatan yang dibutuhkan. Dia adalah semangat Inggris Raya dan semangat itu akan bertahan lama. Dia telah menjadi raja terlama yang pernah memerintah kita.
Merupakan pencapaian luar biasa untuk memimpin dengan martabat dan berkat selama 70 tahun. Pelayanannya melampaui sebagian besar kenangan hidup kita. Sebagai gantinya, dia dicintai dan dikagumi oleh rakyat di Inggris dan seluruh dunia.
Dia telah menjadi inspirasi bagi pribadi saya dan banyak warga Inggris. Pengabdiannya terhadap tugas adalah contoh bagi kita semua. Awal pekan ini, pada usia 96, dia tetap bertekad untuk melaksanakan tugasnya saat menunjuk saya sebagai perdana menteri ke-15.
Sepanjang hidupnya dia telah mengunjungi lebih dari 100 negara dan telah menyentuh kehidupan jutaan orang di seluruh dunia. Di hari-hari yang sulit di masa mendatang, kita akan berkumpul dengan teman-teman di seluruh Inggris, Persemakmuran, dan dunia untuk merayakan masa pengabdiannya yang luar biasa.
Ini adalah hari kehilangan besar, tapi Ratu Elizabeth II meninggalkan warisan besar. Hari ini Ratu telah tiada - seperti yang telah dilakukan selama lebih dari 1.000 tahun- kepada raja baru kita, kepala negara kita yang baru: Yang Mulia Raja Charles III.
Bersama keluarga Raja, kita berduka atas kepergian ibundanya. Dan saat kita berduka, kita harus bersatu sebagai rakyat untuk mendukungnya. Untuk membantunya memikul tanggung jawab luar biasa yang sekarang dipikulnya untuk kita semua.
Kita menawarkan kesetiaan dan pengabdian kepadanya, sama seperti ibundanya yang sudah mengabdi begitu banyak dan begitu lama.
Dan dengan berlalunya masa Elizabeth II, kita mengantar era baru dalam sejarah megah negara kita yang besar- persis seperti Yang Mulia harapkan- dengan mengucapkan kata-kata, God Save The Queen.
Selama jabatannya, Ratu telah dilayani oleh 15 perdana menteri, termasuk yang terbaru Truss. Ratu digelari sebagai pemimpin monarki terlama Inggris pada 9 September 2015. Saat itu dia mengalahkan rekor nenek buyutnya Ratu Victoria yang berkuasa selama 63 tahun, 7 bulan, 2 hari, 16 jam, dan 23 menit pada 1066.
Editor : Sidratul Muntaha