PALEMBANG, iNewspalembang.id - Sumsel mulai memasuki hari tanpa hujan (HTH).
Hal ini membuat sebagian wilayah mulai mengalami kekeringan. Kondisi tersebut menyebabkan awan hujan tidak terlihat sehingga menyulitkan proses penyemaian garam.
Walhasil, proses Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang rencananya akan berlangsung dari tanggal 8-18 Agustus 2023 menjadi tidak maksimal.
"Hari ini TMC tidak dapat dilakukan karena tidak ditemukan adanya awan penghujan. Sehingga pesawat Caravan untuk TMC hanya distandbykan hingga terpantau adanya awan penghujan," ungkap Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, Senin (14/8/2023).
Ansori menambahkan, masuknya HTH saat ini juga menyebabkan kekeringan di sejumlah daerah seperti lahan gambut di OKI. Kondisi ini memicu kebakaran hutan dan lahan yang cukup luas lantaran Hotspot (Titik Panas) turut meningkat tajam.
"Sepanjang Agustus ini, OKI sudah terpantau terjadi karhutla yang cukup luas," jelas dia.
HTH tersebut diperparah kondisi El Nino yang menerjang wilayah Sumsel dimana fenomena iklim menyebabkan penurunan curah hujan.
"El nino sudah mulai tampak sekarang, Sumsel sudah masuk musim kemarau. Terlihat di OKI sudah beberapa kali tercatat kebakaran lahan yang cukup luas. Karenanya armada kita, berupa helikopter waterboombing sudah kita terjunkan untuk pemadaman lahan terbakar di OKI," ujar dia.
Berdasarkan data hotspot per 14 Agustus 2023, ada 10 titik di OKI, 9 titik di Musi Banyuasin, 6 titik di Musi Rawas, 4 titik di Ogan Ilir, 3 titik masing-masing di Musi Rawas Utara dan Lahat. Juga ada masing-masing 1 titik di Banyuasin, Empat Lawang dan Muara Enim.
Sementara sepanjang Agustus 2023 ini sudah ada 405 titik. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari total titik panas di bulan-bulan sebelumnya.
"Sekarang memang hotspot cukup banyak ditemukan di OKI. Ini yang kita waspadai karena di OKI memiliki lahan gambut yang cukup luas, jika kebakaran akan sangat mudah dan rentan meluas," jelas dia.
Senada, Kepala BPBD OKI, Lestiadi mengatakan pihaknya tengah mengantisipasi siklus empat tahunan yang terjadi di OKI. Siklus ini dikhawatirkan berdampak pada Karhutla yang besar.
"Saat ini titik api di OKI ini mayoritas terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Tulung Selapan, Pangkalan Lampam, Pampangan, Cengal, Sungai Menang, dan Air Sugihan," pungkasnya.
Editor : Andhiko Tungga Alam
Artikel Terkait