PALEMBANG, iNewspalembang.id – Berawal tertantang oleh figur yang merupakan sang kakak, Romiana Hidayati Sumadi membulatkan tekad maju sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) DPRD Provinsi Sumsel dari PDI Perjuangan.
Nama Romiana atau akrab disapa Bunda Omi ini, sudah sangat familiar di dunia bisnis khususnya wedding organize di Sumsel terlebih di Kota Palembang.
Namun, Bunda Omi ini tak hanya fokus pada sejumlah bisnis saja. Melainkan, ikut turun ke lapangan membangun kegiatan sosial dan pembedayaan perempuan.
Sebenarnya dengan berbagai alasan, perempuan yang memiliki tiga anak ini enggan turun ke gelanggang politik dan menjadi salah satu kontestan legislatif. Hanya saja, begitu ditantang oleh figur yang berpengaruh bagi dirinya, Bunda Omi terlecut dan memantapkan diri untuk maju menjadi bacaleg.
Lantas, siapa figur yang membuat Nurani Bunda Omi tergugah hingga membulatkan tekadnya ingin berpolitik dan mendaftarkan diri sebagai bacaleg DPRD Provinsi Sumsel.
Menurut Omi, memang pada awalnya mendapat tantangan dari Budi Karya Sumadi, yang tak lain adalah Menteri Perhubungan (Menhub) dan kakak kandungnya.
Selama ini selain berbisnis, Omi kerap turun bersama rekan-rekannya untuk melakukan kegiatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Komunitas yang dibangunnya bersama itu untuk mengedukasi bijak dalam bersossial media (sosmed), karena anggotanya adalah para ibu ibu yang kupingnya tipis.
“Kemudian membantu penanganan stunting di Kota Palembang. Nah masalah stunting ini begitu banyak benturan yang dihadapi, ketika kita ingin menolong,” ujar dia.
Saat menemui kendala itu, Omi bercerita dengan sang kakak (Budi Karya Sumadi), soal semua benturan yang kerap menjadi ketika ingin membantu tersebut.
“Awalnya memang ditantang tuh sama Mas Budi. Kalau mau gini-gini aja mau sampai kapan? Apalagi saya seorang pebisnis, sedangkan kegiatan sosial ini sudah berjalan sejak lama,” ungkap dia.
Istri dari Imam Raharjo itu melanjutkan, karena sudah menjadi kebiasaan, tiap kali dapat hasil selalu menyisihkan untuk berbagi. Namun itukan hanya dirinya pribadi, kalau kegiatan sosial lainnya itu untuk aktualisasi.
“Nah, semakin kesini, Mas Budi menantang saya terus, ya beliau itu emang panutan saya, karena ya namanya kakak dan jadi idola. Dia bilang, sekarang kalau memang untuk masyarakat, itu apa?
“Nah dari situlah saya membuat Bunda Merah Putih. Tetapi sebetulnya, sebelum membentuk Bunda Merah Putih, saya sering blusukan juga. Karena posisi Kebun Gede di Palembang itu kan salah satu tempat yang padat penduduk. Bisa saja dimungkinkan ada aktivitas narkoba,” imbuh dia.
Omi pun melakukan pelan-pelan, mulai membantu bila ada warga yang sakit dan sebagainya. Kemudian bersama kawan-kawan baru membentuk Bunda Merah Putih sekitar tahun 2019. Semua berawal dari satu visi sosial, hanya ada sekitar 20-an orang berkumpul. Kebetulan juga salah satu Ketua RT di Kebun Gede itu perempuan, jadi diikutkan bergabung dan ngumpul-ngumpul.
“Kami bicara tentang pelatihan-pelatihan untuk kaum perempuan di kawasan tersebut, yang ternyata memang disambut baik warga, khususnya perempuan,” kata dia.
Sekarang anggotanya lumayan banyak, dari niat awal membuat perkumpulan hanya untuk lingkungan sekitar dan kawan-kawan saja. Setelah itu, kawan-kawan dan anggota tadi saling mengajak, ada yang dari Seberang Ulu.
“Mengapa saya memilih PDI Perjuangan, karena memang awalnya saya ini (pendukung) Ganjar Pranowo. Tapi tetap saja, saya selalu bertanya akan ke partai mana dan akhirnya ke PDI P. itu juga awalnya ragu-ragu apakah ingin nyaleg atau tidak,” terang dia.
Kemudian, tutur Omi, sang kakak bercerita bahwa perempuan pertama yang menjadi anggota DPRD tahun 1955 itu adalah ibu mereka yakni Hj Kusmiati Sumadi.
“Saya lalu bertanya ke Mas Budi, kok saya, lalu mas Budi menjawab ya kamulah (Omi) yang berbakat, apalagi saya dinilainya sudah memiliki beragam kegiatan sosial. Jadi memang ada story dan ikatan emosionalnya, mengapa saya ingin maju ke pencalonan legislatif ini,” tutur dia.
“Tapi saya kembali bertanya, apakah saya ini pantas jadi wakil rakyat? Karena saya selalu merasa bukan orang yang pintar, iya biaso bae, biarlah orang menilai,” kata dia.
Lalu Omi dikenalkan Budi Karya ke Sekjen PDIP Hasto Kristianto dan terus memberi keyakinan. Setelah itu Omi menjadi anggota PDIP dan mendapatkan KTA sebagai anggota DPC PDIP Kota Palembang.
Tak cukup sampai disitu, Budi Karya juga memperkenalkan Omi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, lalu diajak untuk berbincang-bincang. Nah dari situ kemudian begitu banyak masukan dari Menlu Retno.
“Menurut beliau (Menlu Retno) memang politik itu keras, sedangkan kita perempuan itu tak suka yang keras-keras. Jadi biarkanlah politik itu keras, kita tetap pada kodrat kita, berpolitik dengan Anggun. Jadi ngapain kita ngikutin politik yang keras. Jadi sekarang ini posisi saya ini sambil belajar, tapi pikir apapun bisa untuk dipelajari,” tegas dia.
Dari seorang pebisnis menuju seorang politikus, Omi mengaku awalnya takut. Karena dalam bayangannya politik itu kotor, jahat, pokoknya bagi saya itu menakutkan.
Nah bila nanti mendapat amanah dari rakyat duduk di kursi parlemen sebagai wakil rakyat? Omi akan minta untuk duduk di Komisi V, pendidikan, kebudayaan dan pemberdayaan perempuan. Karena akan banyak yang akan saya perjuangkan pada bidang tersebut.
“Karena itu masalah di masyarakat dan itu yang saya mengerti. Saya tentu ingin memperjuangkan juga soal stunting, lalu ada begitu banyak program-program di Puskesmas di Palembang ini yang berbeda. Karena saya selalu keliling, itu baru lima puskesmas yang sudah saya datangi, belum semua puskesmas,” tandas dia.
Editor : Sidratul Muntaha
Artikel Terkait