IALI Sumsel Bentuk Forum Peduli Cagar Budaya, karena Beberapa Faktor Ini

Sidra
Ketua IALI Sumsel Sri Novi Adrianti. (iNewspalembang.id/ist)

PALEMBANG, iNewspalembang.id – Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI) Sumsel membentuk Forum Peduli Cagar Budaya, yang bertepatan momen Hari Hak Asasi Manusia (HAM) se - Dunia.

Ketua IALI Sumsel Sri Novi Adrianti mengatakan, sangat perlu untuk menyelamatkan cagar budaya yang ada di Sumsel ini. jadi, bertepatan dengan momen Hari HAM sedunia tanggal 10 Desember 2022 ini, pihaknya membentuk Forum Peduli Cagar Budaya tersebut.

“Deskripsi tugas Forum Peduli Cagar Budaya ini untuk mendorong terbentuknya Badan Pengelola Cagar Budaya Sumsel, yang bertujuan untuk penyelamatan cagar budaya melalui perencanaan lanskap di Sumsel, sebagai implementasi dari aspek ekonomi, sosial, dan budaya lokal Sumsel,” ujar dia, Sabtu (10/12/2022).

Kemudian, ungkap dia, mendorong lahirnya regulasi dari Badan Pengelola Cagar Budaya Sumsel berupa Pergub, Perda dan/atau Perwali. Guna mengelola dan mengawasi perencanaan cagar budaya, sebagai bagian dari lanskap budaya Sumsel yang mengatur hak atas hidup di lingkungan yang baik, sehat, dan berkelanjutan (PP no. 22 tahun 2021; Walhi, 2018).

“Lalu, melakukan advokasi untuk semua pemangku kepentingan yang menjadi bagian dari pengelolaan cagar budaya di Sumsel. Tujuannya, menguatkan tanggungjawab keprofesian dari anggota forum untuk mengedukasi seluruh pemangku kepentingan, terutama masyarakat,” ungkap dia.

Perempuan yang akrab disapa Yanti Mochtar itu melanjutkan, regulasi itu juga untuk mengevaluasi regulasi secara berkala, serta mengawasi jalannya perencanaan yang multi-disiplin dan syarat akan teori perencanaan dan arsitektur lanskap.

“Forum yang kami buat ini sebagai bentuk implikasi lanjutan terhadap pengakuan universal HAM atas lingkungan hidup yang baik, sehat, dan berkelanjutan,” jelas dia.

Yanti menilai, tanggungjawab profesi harus mampu mendorong rekan-rekan lintas profesi untuk membawa dampak yang luas bagi masyarakat lokal Sumsel.

“Terutama masyarakat budaya yang mendapat imbas langsung dari penyalahgunaan dan penyimpangan dari perencanaan tata ruang luar yang telah terencana, terancang, dan bahkan terbangun, tanpa adanya pengawasan dari profesi terkait,” tandas dia.

Arsitek lanskap ini merupakan praktik perwujudan lingkungan binaan manusia, yang terfokus pada perancangan ruang luar yang dibentuk oleh alam, manusia, dan interaksi dari keduanya.

Praktik arsitektur lanskap meliputi Analisis, inventorisasi, dan perencanaan lokasi dan lahan; Desain penanaman, ruang luar, dan infrastruktur ruang luar beserta spesifikasi konstruksinya; Kepranataan dan kesesuaian dengan regulasi; Analisis sosial, politik, ekonomi, budaya, dan keberlanjutannya; Evaluasi lokalitas; serta Pengabdian masyarakat lokal/masyarakat budaya setempat.

 

 

Editor : Sidratul Muntaha

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network