get app
inews
Aa Text
Read Next : Meriahnya Perayaan Upacara HUT ke-80 RI di Selat Berhala

Miliki Peran Vital Bagi Nelayan dan Wisata Banyuasin, Bibit Mangrove Ditebar di Hamparan Sungsang IV

Rabu, 20 Agustus 2025 | 19:42 WIB
header img
Momen penanaman bibit mangrove pada Field Trip FJM Sumsel 2025 di Desa Sungsang IV, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Selasa (19/8/2025). (iNewspalembang.id/Sidratul Muntaha)

PANGKALAN BALAI, iNewspalembang.id – Rentang dua tahun terakhir, lahan seluas 3,5 hektare di Desa Sungsang IV, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, sudah ditanami 31 ribu bibit mangrove.

Sebagai salah satu desa pesisir di ujung Bumi Sedulang Setudung, Desa Sungsang IV dipilih SKK Migas dan KKKS bersama Medco, sebagai lokasi penanaman mangrove.

Proses penanaman mangrove ini sendiri sudah dimulai sejak September 2024 lalu. Kemudian dilanjutkan SKK Migas membawa jurnalis dalam Field Trip Forum Jurnalis Migas (FJM) Sumsel 2025, untuk melihat dan melakukan penanaman mangrove secara langsung.

“Ini bukan sekadar menanam mangrove, tapi memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk negeri,” ujar Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagsel, Syafei Safri, di Desa Sungsang, Selasa (19/8/2025).

Syafei mengatakan, bahwa jurnalis bukan sekadar mitra, tapi bagian dari upaya bersama menjaga lingkungan. Melalui pemberitaan positif, kontribusi kegiatan ini bisa dirasakan lebih luas.

Selain menjaga lingkungan, sambung dia, penanaman mangrove ini juga membuka peluang besar untuk mengembangkan ekowisata. Terlebih, Desa Sungsang kini sedang mengembangkan ekowisata mangrove, khususnya di kawasan Tanjung Carat.

“Ya tentu diharapkan, dengan dukungan infrastruktur, Sungsang bisa menjadi destinasi wisata unggulan,” kata dia.

Ketua FJM Sumsel, Octaf Riady mengungkapkan, bahwa momen ini bisa disebut liburan sambil bekerja. Karena di balik suasana santai, tetap diingatkan soal tanggung jawab menjaga lingkungan.

“Kami baru tahu juga kalau Medco EP sudah menanam bakau, kini diikuti Pertamina dan perusahaan lain. Bahkan ada tanaman langka, kandela, di sini. Ini harus dijaga. Namun, perlu diperhatikan soal sampah di Sungsang ini,” ungkap dia.

Sementara, Kepala Desa Sungsang IV, Romi Adi Candra, bangga dengan kehadiran berbagai pihak di desa mereka. Apalagi, untuk melakukan hal yang sangat baik untuk lingkungan desa. Karena mangrove memiliki peran vital bagi mata pencaharian warganya yang mayoritas adalah nelayan.

"Mangrove bukan hanya pelindung ekosistem, tapi juga penopang ekonomi. Dari mangrove lahir produk unggulan desa, seperti pempek udang, sabun cuci tangan, hingga dodol dan sirup dari buah pedada,” terang dia.

Romi menambahkan, kegiatan ini bukan sekadar seremoni media, tetapi memberi manfaat nyata. Karena, hasil kegiatan ini kembali ke masyarakat. Perekonomian terangkat, desa wisata mulai berkembang. Sekarang warga desa tengah mengembangkan eko dan edu wisata mangrove, termasuk di wilayah Tanjung Carat.

Ketua Lembaga Desa Pengelola Hutan Desa (LDPHD), Abdullah menambahkan, penanaman bibit mangrove yang telah digulirkan SKK Migas dan KKKS ini sudah dilakukan sejak September 2024 dengan luas lahan 3,5 hektare.

“HIngga hari ini sudah ada 31 ribu bibit mangrove yang telah ditanam SKK Migas dan KKKS. Namun, masih ada lahan-lahan yang butuh direstorasi lagi seluas 25 hingga 30 hentare,” tandas dia.

 

Editor : Sidratul Muntaha

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut