PALEMBANG, iNEWSpalembang.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel menyebut angka kemiskinan di Sumsel mengalami penurunan sebesar 96,8 ribu orang atau berada di angka 10,51%, dibanding tahun 2023 yang berada di angka 11,78%.
Angka tersebut diutarakan Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, memimpin langsung Rapat Koordinasi (Rakor) Sinergi Program Pengentasan Kemiskinan Kabupaten dan Kota se Sumsel, di Griya Agung Palembang, Senin (3/2/2025).
Rakor tersebut dihadir para Sekda kabupaten/kota se Sumsel, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten/kota se Sumsel, kepala OPD di Sumsel, perwakilan BUMN dan BUMD.
Terkait angka tersebut, sambung Elen, Pemprov Sumsel optimistis dan percaya diri, bila sinergi dilakukan semua pihak, angka kemiskinan di Sumsel akan lebih banyak menurun.
“Pastinya kita akan melakukan upaya mengurangi beban masyarakat, dengan mengendalikan harga kebutuhan pokok, memberikan bansos, menyediakan lapangan pekerjaan dan kita harus push ini,” ujar dia.
Elen menilai, setidaknya ada 4 poin penting dalam meretas kemiskinan di Sumsel, diantaranya data yang pasti, action, waktu dan sasaran yang tepat. Tak hanya itu, 4 poin tersebut perlu dukungan dari badan usaha.
“Kita siapkan strategi matang dan kita targetkan paling tidak angka kemiskinan di Sumsel bisa turun setara dengan nasional. Selama ini pemprov, kabupaten dan kota telah melakukan upaya-upaya. Untuk itu, kita satukan ini bersama agar upaya ini lebih terasa di masyarakat," tegas dia.
Sementara, Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto menjelaskan, bahwa penghitungan data kemiskinan ini dilakukan lewat Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan setiap dua kali setahun pada periode Maret dan September.
"Sensus merekam sebagai besar indikator capaian pembangunan yang dihasilkan BPS, sehingga indikator sosial ekonomi yang dihasilkan Susenas berperan penting dalam kemajuan bangsa,” jelas dia.
Tak lupa, Wahyu mengingatkan, bahwa perlu sinergitas antara pemerintah daerah dengan BPS kabupaten/kota dalam mengumpulkan data Susenas terutama di lapangan agar data yang didapatkan akurat.
Editor : Sidratul Muntaha