PALEMBANG, iNews.id - PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) Plaju (Kilang Pertamina Plaju) mampu mengolah minyak mentah menjadi berbagai produk BBM. Kinerja ini menuai apresiasi Komisi VII DPR RI.
Hal itu terungkap saat kunjungan kerja spesifik Anggota Komisi VII DPR RI, Ramson Siagian bersama delapan anggota komisi yang membidangi energi, ristek dan lingkungan hidup, ke Kilang Pertamina Plaju pada hari Sabtu (19/2/2022).
Ramson mengapresiasi kinerja optimal PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) Plaju (Kilang Pertamina Plaju) dalam mengolah minyak mentah menjadi berbagai produk BBM.
Kilang Pertamina Plaju mampu mencapai 109.469.944 jam kerja aman secara kumulatif, mulai dari 8 Desember 2009 hingga 31 Januari 2022 di Kilang Pertamina Plaju.
"Jam kerja aman kumulatif tersebut mengindikasikan kepatuhan jajaran RU III Plaju terhadap aspek HSSE, dalam mengelola kilang tertua yang dimiliki PT KPI. ini sangat optimal luar biasa," kata Ramson.
Senada, Dirjen Migas Kementerian ESDM Prof Ir Tutuka Ariadji yang hadir dalam kunjungan, dirinya mengapresiasi Kilang Pertamina Plaju yang memproduksi BBM dengan kandungan sulfur rendah.
Dalam kunjungan juga dibahas kesiapan Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Green Refinery Project (GRP) di RU III Plaju sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional, dalam mengolah Bahan Bakar Nabati (BBN) berbasis Crude Palm Oil (CPO).
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VII, Eddy Soeparno mengatakan, transisi energi saat ini menjadi salah satu fokus Pemerintah. Kilang Plaju dipercaya Pertamina mengembangkan kilang BBN berbasis CPO yang ramah lingkungan.
Sehingga kedatangannya beserta rombongan dimaksudkan, untuk mendengarkan masukan dan keperluan dukungan dari Manajemen Kilang Pertamina Plaju untuk dibahas DPR dan Pemerintah.
Sedangkan Direktur Proyek Infrastruktur PT KPI, Suwahyanto menyampaikan, dengan pengerjaan RDMP dan GRP, PT KPI sebagai Sub Holding Refinery & Petrochemical PT Pertamina Persero, siap mendukung implementasi transisi energi yang tengah dicanangkan pemerintah dengan mengolah Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Kilang-kilang milik PT KPI memang sedang dikembangkan untuk menaikkan kapasitas produksi, yang sedang dilaksanakan di Balongan dan Balikpapan," kata dia.
Untuk Green Refinery Project (GRP) guna memproduksi BBN dari dimulai dari RU IV Cilacap dan selanjutnya di RU-III Plaju, dalam tahap perencanaan engineering.
"Disamping itu, semua kilang milik PT KPI secara bertahap akan meningkatkan kualitas BBM nya dengan menurunkan kandungan impurities Sulfur sesuai dgn Keputusan Dirjen Migas, yaitu maksimum 50 ppm Sulfur." ucapnya.
General Manager (GM) Kilang Pertamina Plaju, Edy Januari Utama menuturkan, Kilang Pertamina Plaju siap mendukung suksesnya RDMP dan GRP. Namun komitmen ketersediaan feed stock dari produsen CPO saat ini menjadi tantangan.
Selain itu, tingginya harga CPO yang mengacu pada harga global, sehingga production cost-nya juga tinggi. Hal ini memengaruhi keekonomian proyek.
Sehingga ada beberapa hal memerlukan dukungan pemerintah, terutama memastikan keamanan suplai feedstock dari sisi harga dan volume.
"Juga diperlukan adanya tata kelola used cooking oil (UCO) dalam negeri untuk nantinya dapat digunakan sebagai alternatif feedstock selain CPO," ia menambahkan.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian berharap Kementerian ESDM membuat perhitungan yang fair, antara production cost BBM dari crude oil dan BBN dari CPO nantinya.
"Persiapannya sudah oke dan dilakukan secara bertahap, tapi akan menghadapi kendala kalau harga CPO di pasar global terus meningkat," kata Ramson.
Editor : Agustian Pratama