get app
inews
Aa Text
Read Next : Pj Gubernur Elen Setiadi Sebut Sudah Saatnya Warga Pilih Pemimpin yang Benar-benar Dibutuhkan Sumsel

Menko Polhukam Ingatkan Provinsi Rawan Karhutla termasuk Sumsel untuk Ambil Langkah Masif

Jum'at, 15 Maret 2024 | 07:25 WIB
header img
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto saat memberi keterangan pers usai Rakorsus Antisipasi Karhutla di Gedung Manggala Wanabakti KLHK, Jakarta, Kamis (14/3/2024). (iNewspalembang.id/ist)

JAKARTA, iNewspalembang.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto menyatakan, fenomena El Nino diprediksi masih akan berlanjut hingga akhir tahun.

Atas dasar itu, maka Hadi meminta seluruh provinsi paling rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) segera mengambil langkah masif guna meminimalisir dampak bencana tersebut.

"Menyikapi karhutla dan El Nino tahun ini, maka kita harus mengambil langkah lebih masif sehingga kita menegaskan kembali komitmen seluruh kementerian lembaga untuk semakin meningkatkan kerjasama dan saling bahu membahu dalam peningkatan upaya penanggulangan karhutla,” ujar dia, saat memberi keterangan pers usai Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Antisipasi Karhutla di Gedung Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Rakorsus yang dipimpin Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto tersebut, juga dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB) Abdullah Azwar Anas, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, pimpinan lembaga/badan, serta Kepala Daerah yang wilayahnya berpotensi terjadi karhutla. 

Menko Polhukam mengatakan, dari prediksi BMKG, musim kemarau akan terjadi pada bulan Juni-Juli namun masih normal, sedangkan pada bulan Maret masih akan terjadi hujan dan curah hujan pada bulan April masih terjadi. 

Jadi, sambung Hadi, seluruh kepala daerah yang wilayahnya berpotensi karhutla diingatkan agar lebih waspada dan siaga darurat sejak awal.

"Bulan Mei curah hujan akan berkurang di Sumatera. Pada Juni, Juli, Agustus, September harap diwaspadai akan terjadi potensi karhutlah di Sumsel, Riau, Kalteng. Untuk Jawa-Bali-NTB musim kering akan lebih dulu terjadi,” kata dia.

"Para kepala daerah segera lakukan monitoring dan evaluasi kegiatan di lapangan, agar upaya penanggulangan karhutla selaras dengan pemerintah daerah setempat. Beri juga pendampingan bagi masyarakat petani tentang teknologi dan sosialisasi karhutla,” imbuh dia.

Mendagri Tito Karnavian melanjutkan, agar dalam penanganan karhutla selain pencegahan, yang perlu mendapat perhatian adalah mitigasi pemadaman dan penanganan pasca bencana.

“Pemerintah daerah perlu membuat regulasi penanggulangan bencana, perencanaan anggaran, dan perluasan BPBD hingga ke daerah-daerah,” tegas dia.

Sementara, Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Agus Fatoni mengungkapkan, pihaknya optimistis langkah-langkah dan program penanganan karhutla yang dilakukan Pemprov Sumsel untuk tahun 2024 ini akan lebih baik lagi.

"Tahun ini kita tetap melakukan langkah-langkah seperti tahun lalu dan meniru pola tahun lalu dengan tetap meningkatkan dan mengoptimalkan sejak awal, sehingga penanganannya bisa lebih efektif lagi,” ungkap dia.

Apalagi, jelas Faroni, untuk tahun lalu Pemprov Sumsel mendapatkan apresiasi dari KLHK dalam penanganan karhutla, makanya untuk tahun ini tentu akan lebih baik lagi.

Berikutnya, Fatoni menyampaikan soal rekomendasi bagi pemerintah pusat terkait penanganan karhutla. Terutama strategi, rencana, persiapan personel dan anggaran penanganan bencana.

"Tadi kita sampaikan rekomendasi yang perlu strategi dan rencana yang baik melalui penyiapan anggaran, penyiapan personil, kemudian sarana prasarana, termasuk koordinasi di semua stakeholder yang ada harus diperkuat,” tandas dia.

Editor : Sidratul Muntaha

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut