PALEMBANG, iNewspalembang.id – Mahasiswa harus mampu menguasai prinsip dasar teknologi, agar mereka tidak termakan berita hoaks.
Hal tersebut disampaikan Trainer Google News Initiatif, Nila Ertina, kepada mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang saat berbicara pada Pendampingan Mahasiswa Melek Digital, di Auditorium Fakultas Ilmu dan Sosial Politik (FISIP) UIN Raden Fatah Palembang, Sabtu (19/08/2023).
“MMahasiswa harus untuk terus aktif dalam literasi digital. Karena, bila bicara informasi pasti ada gangguan informasi namanya hoaks. Makanya mahasiswa harus bisa menangkal gangguan informasi, seperti disinformasi, misinformasi dan malinformasi," ujar dia.
Nila mengungkapkan, dari hasil survei yang dilakukan APJII selama periode 10-27 Januari 2023 di 38 provinsi di Indonesia, penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 78,19 persen atau sebanyak 215 juta jiwa dari total populasi sebanyak 275 juta jiwa.
Nah untuk Sumsel sendiri, sambung dia, untuk penetrasi internet masih tergolong dibawah, yaitu masuk peringkat 8 se Sumatera. Karena 70 persen masyarakat sudah mengakses internet dan 30 persen belum terlalu mengakses internet.
"Dari keseluruhan dari tahun 2019 sampai 2023 Indonesia ada peningkatan penetrasi internet. Dan 100 persen pengguna internet adalah mahasiswa," ungkap dia.
Sementara, naras umber lainnya, Ibrahim Arsyad, dari Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Sumsel menjelaskan, melek digital ini salah satu aksi nyata pemuda Indonesia dalam aksi bela negara, untuk mencerdaskan rakyat Indonesia agar tidak mudah dibodohi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Ibrahim menyebut, ada 5 pilar agar terhindar berita hoaks. Pertama asal usul, pentingnya menemukan asal konten tersebut. Kedua sumber, yang mana informasi yang diterima harus melalui sumber yang benar.
"Ketiga adalah target. Mahasiswa harus bisa membaca atau membedakan berita hoaks, sehingga tidak menjadi korban hoaks. Mahasiswa juga turut mencegah penyebaran berita hoaks, keempat, lokasi dan terakhir motivasi," ungkap dia.
Kepala Biro Gatra Sumsel itu melanjutkan, dengan adanya teknologi, mahasiswa akan lebih cepat menyerap informasi dan pengetahuan secara otodidak.
"Mahasiswa harus melek teknologi dan diharapkan mampu menggunakan alat dan fasilitas yang ada agar bisa mengimbangi perkembangan yang semakin dinamis dan berkembang," jelas dia.
Kegiatan Pendampingan Mahasiswa Melek Digital diadakan Gerakan Nasional Revolusi Mental, Kemko PMK yang bekerja sama dengan Forum Rektor Indonesia dan Kampus UIN Raden Fatah Palembang.
Menurut Ketua Pelaksana yang juga Wakil Dekan II FISIP UIN Raden Fatah, Ainur Ropik, tak hanya infrastruktur namun sumber daya manusia juga harus ditingkatkan melalui workshop dan pembinaan kemahasiswaan.
"Dengan begitu mahasiswa UIN mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya," ujar dia.
Senada dengan DR H Dur Brutu yang mewakili Rektor UIN Raden Fatah Palembang, mahasiswa adalah agen perubahan yang kuat dalam menggunakan teknologi.
"Mahasiswa harus mempunyai kemampuan kritis dalam memilih informasi, serta mengembangkan kemampuan. Jangan sampai mahasiswa kalah dengan media sosial. Dalam arti jangan sampai mahasiswa termakan berita hoax," tandas dia.
Editor : Sidratul Muntaha