JAKARTA, inewspalembang.id – Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan, jangan terlalu jauh dengan mimpi tahun 2034 nanti menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034.
Kemudian untuk menjadi tuan rumah Olimpiade yang sudah disampaikan pada saat G20 antara President IOC Thomas Bach dengan Indonesia.
“Hari ini kita jangan berpikir terlalu jauh. Saya rasa dengan berat hati kita harus selesaikan hal ini dulu,” ujar Erick saat menjawab pertanyaan media di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (31/3/2023).
Apalagi, ungkap Erick, bahwa Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan agar dalam waktu dekat ini organisasinya fokus menghadapi sanksi FIFA. Sanksi ini diperkirakan tak terelakkan, menyusul batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U20 tahun 2023.
Menurut Erick, Presiden menegaskan agar PSSI saat ini fokus berusaha agar Indonesia tidak sampai terkena sanksi. Salah satu usaha yang perlu dipikirkan adalah dengan percepatan penyusunan Buku Cetak Biru Persepakbolaan Indonesia.
“Presiden juga meminta agar perencanaan transformasi sepakbola dalam Buku Cetak Biru itu harus sampai ke tahun 2045,” kata Erick.
Erick mengungkapkan, lantas apa target yang ingin dicapai Indonesia sebenarnya pada tahun 2045? Pada tahun itu Indonesia berencana menjadikan negara ini sebagai terbesar keempat atau kelima di dunia.
Menteri BUMN itu menyebutkan pada tahun tersebut Indonesia juga akan dihuni oleh 280 juta penduduk dan 55 persen diantaranya adalah anak muda.
“Ini tujuan transformasinya apa? Apakah tetap mau jago kandang, atau mau ada prestasi lain di luar negeri? Ini akan menjadi bahan negosiasi dengan FIFA. Supaya tadi, sanksinya ada, tetapi jangan yang terberat. Itu pun saya belum tahu, apakah (sanksi) administrasi atau apa. Tetapi jangan seperti (sanksi yang dijatuhkan pada) 2015,” tegas dia.
Sebelumnya, FIFA pernah mengucilkan Indonesia dari persepakbolaan dunia pada tahun 2015. Lalu Presiden Joko Widodo memerintahkan Erick Thohir yang saat itu belum masuk ke pemerintahan untuk negosiasi dengan FIFA agar Indonesia dibebaskan dari sanksi. Akhirnya pada tahun 2016, Indonesia terbebas dari sanksi pembekuan itu.
Editor : Sidratul Muntaha