JAKARTA, iNewspalembang.id – Beberapa hari ini sempat dihebohkan ada pencuri coklat di Alfamart yang mendadak viral. Terlebih karyawati Alfamart diminta melakukan permohonan maaf karena merekam kejadian tersebut.
Mariana, si pelaku pencurian dan pengacaranya mendatangi karyawati Alfamart tersebut, dan sempat melakukan ancaman dengan UU ITE. Hingga manajemen Alfamart meminta Kantor Hukum Hotman Paris untuk menangani kasus tersebut.
Akhirnya, drama pencurian ini ditutup dengan permintaan maaf dari Mariana dan pengacaranya di Kantor Polres Tangerang Selatan (Tangsel).
Nah, Alfamart yang berada di bawah kendali PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk yang telah berdiri sejak 1989 lalu itu, didirikan oleh seorang konglomerat bernama Djoko Susanto.
Djoko Susanto merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Menurut data Forbes, Djoko memiliki kekayaan sebesar 3 miliar dolar AS atau setara Rp44,30 triliun.
Djoko merupakan anak keenam dari 10 bersaudara, yang lahir dari pasangan Kwok Man Toh dan Wong Sat Nyong pada 9 Februari 1950. Pada saat berumur 17 tahun, Djoko sudah mengelola sebanyak 560 warung kaki lima milik orang tuanya yang berlokasi di salah satu pasar tradisional di Jakarta.
Djoko pun terus berinovasi dalam mengembangkan usahanya kala itu, dan memutuskan untuk menjajakan rokok. Dia menilai, rokok pada saat itu menjadi barang yang laku dan diminati banyak orang.
Kegigihannya dalam membangun usaha pun akhirnya berbuah manis. Dia berhasil menarik perhatian Putera Sampoerna, keduanya bertemu pada tahun 1980 dan lima tahun kemudian memutuskan untuk bekerja sama.
Mereka berdua bersepakat untuk membuka 15 kios yang beberapa berlokasi di Jakarta. Kemudian, pada 27 Agustus 1989, berdirilah gerai dengan nama Alfa Toko Gudang Rambat, dan berganti nama menjadi Alfa Minimart pada 1994.
Adapun, setelah Putera Sampoerna menjual bisnis rokoknya ke Philip Morris, Djoko tetap fokus dalam mengembangkan bisnis ritelnya. Sampai saat ini, Alfamart sudah memiliki lebih dari 16.000 cabang di seluruh Indonesia.
Saat ini, Alfamart berada di bawah pengawasan dua anak Djoko yakni, Feny Djoko Susanto sebagai Presiden Komisaris dan Budi Djoko Susanto sebagai Komisaris.
Editor : Sidratul Muntaha