PANGKALAN BALAI, iNewspalembang.id - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan, petani di Banyuasin untuk tidak usah lagi risau dan khawatir tentang pupuk.
“Pak Presiden sudah memenuhi kebutuhan petani seperti tahun 2014-2018 juga kuantum pupuk 9,55 juta ton. Penambahan kuota pupuk itu untuk meningkatkan produktivitas petani yang selama ini kerap terkendala,” ujar dia, saat melakukan kunjungan kerja (kunker) pelaksanaan kegiatan Upaya Khusus (Upsus) Optimalisasi Lahan Rawa Tahun 2024 di Desa Sumber Hidup, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Jumat (1/3/2024).
Pada kunker itu, Andi Amran Sulaiman yang didampingi Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Agus Fatoni melihat dari dekat aktivitas tabur benih padi yang dilakukan petani di lahan sawah seluas 22 ribu hektar. Kemudian, dibarengi pemberian bantuan benih kepada petani untuk tiga bulan pertama tahun 2024.
Sementara, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengungkapkan, Provinsi Sumsel mendapat kurang lebih 100.000 hektar perluasan lahan pada semester pertama dan 100.000 hektar selanjutnya pada semester kedua.
Produksi padi Sumsel, sambung Fatoni, mengalami peningkatan. Produksi padi pada tahun 2023 sebesar 2.832,77 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG) mengalami peningkatan sebanyak 57,70 ribu ton GKG atau 2,08% dibandingkan produksi padi pada tahun 2022 yang sebesar 2.775,07 ton GKG.
"Produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 1.626,74 ribu ton, mengalami peningkatan sebanyak 33,14 ribu ton atau 2,08% dibandingkan produksi beras pada tahun 2022 yang sebesar 1.593,60 ton,” ungkap dia.
Dengan perhatian Mentan melalui program Upsus Optimalisasi Lahan Rawa Tahun 2024, Fatoni optimistis, kedepannya Sumsel akan menjadi lumbung padi, karena memiliki produksi padi terbesar di Indonesia.
“Kami mohon berkenan Bapak Menteri memberikan arahan kepada kami, menambah semangat bagi kami dan juga sekaligus menambah perjuangan kami untuk terus sukses di bidang pertanian,” kata dia.
Di tempat yang sama, Pj Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam menuturkan, Banyuasin menjadi satu-satunya kabupaten di Provinsi Sumsel yang masuk sepuluh besar daerah penghasil beras terbesar di Indonesia.
“Bahkan jadi satu satunya di Pulau Sumatera dengan produksi sawah Banyuasin tahun 2022 (BPS), produksi GKG 895.260 ton, produksi beras 514.108 ton, luas tanam 228.709 ha, luas panen 177.558 ha, luas baku sawah sementara data ATR BPN 194.240,13 ha,” tutur dia.
Kegiatan Upsus Optimalisasi Lahan Rawa Tahun 2024 di Sumsel pada semester satu ini ditarget mencapai 98 ribu hektar dengan lokasi di Kabupaten Banyuasin 22 ribu ha, saat ini sudah diolah 4.400 ha dengan rata-rata produksi 5,1 ton per hektar padi IP 100 dan IP 200.
Berikutnya, Kabupaten OKI sebesar 65 ribu ha dengan rata-rata produksi 5,7 ton per hektar dan benih IP150-200. Lalu, Kabupaten Muara Enim dengan luas alokasi 2.400 ha dengan jumlah roduksi 4,3 ton per ha.
Kemudian, Kabupaten Ogan Ilir (OI) dengan alokasi oplah rawa 400 ha, produksi 2-3,5 per ha dan terakhir Kabupaten OKU Timur alokasi oplah rawa 5.000 ha dengan produksi 3 hingga 5 ton per ha.
Editor : Sidratul Muntaha
Artikel Terkait