PALEMBANG, iNewspalembang.id - Tokoh perempuan Sumsel, Ir Lucianty ternyata punya alasan sendiri hingga menerima amanah sebagai Ketua Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Sumsel.
Lucianty menyampaikan, memang ada cerita mengapa dirinya mau bergabung dan kembali terjun ke panggung politik, hingga didaulat menakhodai Ketua PKN Sumsel.
Awalnya, setelah tidak lagi berkegiatan politik di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), sebenarnya Lucianty ingin lebih fokus ke dunia bisnis yang selama ini digelutinya dan sudah sangat nyaman. Namun tetap saja, ada tawaran dari sejumlah partai yang cukup besar, hanya saja dirinya belum berkenan.
“Nah ketika mas Anas Urbaningrum langsung menghubungi saya via telepon untuk minta ketemu, yang saya pikir itu hanya silaturahmi bisa, akhirnya kita bertemu di Suka Miskin. Saat bertemu, mas Anas menyampaikan untuk PKN Sumsel Lucyanti yang menakhodai,” ujar dia.
Perempuan yang akrab disapa Lucy itu mengungkapkan, bahwa sebelumnya memang sudah ada cerita, karena ketika Anas masih di Demokrat sangat membantu suami Lucy yakni Almarhum Pahri Azhari saat ingin mencalonkan sebagai Bupati Muba untuk periode ke dua.
“Bersama Demokrat saat itu, mas Anas sangat membantu tanpa ada mahar dan lain-lain. Bahkan beliau sendiri saat itu datang juga untuk berkampanye. Jadi ada rasa simpati dan beliau memang menjadi tokoh yang kami idolakan. Beliau ini pintar, religi, muda dan baik,” ungkap dia.
Dari latar belakang itu, jelas Lucy, akhirnya terpikir kapan lagi untuk membalas kebaikan Anas, yang sudah banyak sekali membantu masa lalunya.
“Jadi saat diminta mas Anas, saya langsung jawab kalau itu adalah permintaan maka Insyaallah akan saya jalankan amanah ini. Setelah menerima untuk menakhodai PKN Sumsel, maka tidak boleh lagi untuk main-main dan menyepelehkan itu. Saat itu juga ternyata sudah disiapkan SK-nya di pusat. Kalau tidak salah awal Januari 2022,” jelas dia.
Mantan Anggota DPRD Sumsel ini melanjutkan, sesuai menerima amanah Ketua PKN Sumsel ini, Lucy telah mendapat gambaran apa yang harus dilakukannya. Terlebih, PKN sendiri sudah melalui tiga etape, pertama PKN harus mengantongi izin dari Kemenkumham dan Januari 2022 itu juga izin tersebut keluar. Kemudian PKN harus membuat struktur partai hingga ketingkat kecamatan.
“Ini sudah berjalan dan ketiga mengikuti verifikasi. Etape ini setelah menjadi partai peserta pemilu, maka harus menyiapkan bakal calon legislatif (bacaleg) yang akan ikut pada Pemilu 2024 nanti. Gambaran itu sudah saya lakukan dan sekarang sudah bisa berjalan dengan baik,” kata dia.
Lucy menerangkan, PKN ini berlandaskan gotong royong dan bekerja sama, jadi kader PKN ditekankan dapat bekerja sama dengan baik. Artinya kader PKN tidak hanya menerima atau hanya sekadar pasif menjadi kader. Tetapi kader tersebut harus menerangkan semua visi dan misi PKN dan mengajak masyarakat untuk bergabung bersama partai.
“Alhamdulillah, sampai hari ini kita tidak ada kesulitan apapun untuk menjelaskan semua tentang PKN kepada masyarakat. Justru cukup banyak juga yang ingin bergabung, setelah mengetahui tokoh-tokoh yang ada di PKN,” terang dia.
Terlebih, sambung dia, kawan-kawan yang berlatarbelakang organisasi HMI dan simpati dengan Anas Urbaningrum, mereka justru sudah punya gambaran seperti apa PKN ini.
“Memang sekarang Ketua Umum PKN ini masih Gede Pasek Suardika, namun dalam waktu dekat akan dinakhodai langsung oleh Anas Urbaningrum,” imbuh dia.
Menurut Lucy, setelah PKN lulus sebagai salah satu partai peserta Pemilu 2024, banyak tokoh-tokoh di Sumsel mulai menyatakan ingin bergabung. Hanya saja, PKN tetap akan mempertanyakan balik, apakah tokoh-tokoh itu hanya ingin bergabung dengan PKN untuk kepentingan sesaat atau memang bersama-sama membesarkan PKN.
“Itu juga harus kita pelajari. Apalagi sudah biasa dan banyak, tokoh-tokoh yang sudah tidak nyaman di partai sebelumnya, bergabung dengan partai baru. Namun bila pandangan politik para tokoh itu sama dengan garis PKN, dengan sendirinya kita akan membuka diri,” kata dia.
Lucy menegaskan, bila PKN hanya menjadi alat saja dari sesuatu yang ingin mereka capai dan pihkanya meragukan akan loyalitas terhadap partai, maka akan berpikir juga. Namun hingga saat ini pihaknya menerima tokoh-tokoh yang memang satu pandangan dengan PKN.
PKN memang ingin mengajak semua kalangan yang berminat dan punya visi serta pandangan politik yang sama, baik itu pemuda, tokoh pemerintahan yang sudah pensiun yang ingin berpolitik, pebisnis, tokoh peremuan dan yang lainnya.
“Tapi kami ingin siapapun mereka yang ingin bergabung dengan PKN tidak hanya menempelkan nama saja. Kami ingin mereka mau menjalankan tugas sebagai kader PKN dan tugas sesuai struktur organisasi yang diamanahkan,” ujar dia.
“PKN juga memperhatikan kaum milenial yang selama ini kurang dilirik oleh sejumlah parpol. Dari situ PKN sudah membuat sayap partai Kesatria Muda, sebagai tempat kaum milenial untuk berkreasi mengembangkan PKN,” tandas dia.
Editor : Sidratul Muntaha