PALEMBANG, iNewsPalembang.id - Penyakit Autoimun sudah sering muncul dalam diskusi-diskusi secara terbuka ataupun melalui media sosial.
Namun pertanyaanya apakah autoimun itu berbahaya?
Sekadar diketahui bahwa setiap manusia memiliki sebuah sistem kekebalan tubuh atau sistem imun yang bekerja sistematis mencari dan menghancurkan 'agen' yang berpotensi menyerang kekebalan tubuh.
Pada situasi normal sistem Imun ini dapat mengenali sel tubuh dan atau sel asing yang berpotensi membahayakan tubuh manusia.
Pada edukasi bertajuk : "Penyakit Autoimun, Kenali Gejala, Penyebab dan Pengobatannya' yang diselenggarakan manajemen Siloam Hospitals Sriwijaya, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi Imunilogi di Siloam Hospital Sriwijaya Palembang, dr. Masdianto Musai, Sp.PD-KAI, FINASIM., mengatakan bahwa penyakit autoimun merupakan sistem imun yang mengubah targetnya dan menyerang sejumlah sel tubuh dengan melepaskan protein (disebut autoantibodi). Hampir semua organ didalam tubuh manusia dapat menjadi lokasi berkembangnya penyakit autoimun.
"Ada lebih dari 100 jenis keluhan penyakit yang dapat dikategorikan kumpulan penyakit autoimun. Beberapa penyakit autoimun hanya menargetkan satu organ. Sementara ada pula dampak dari autoimun ini yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh", tutur dr. Masdianto Musai, Sp.PD-KAI, FINASIM., Senin (19/09) melalui aplikasi Live Instagram Siloam Hospitals Sriwijaya di Kota Palembang.
Dikatakan Masdianto Musai pada edukasinya, penyakit autoimun belum teridentifikasi secara pasti penyebabnya. Namun terdata jelas seperti layaknya penyakit penyakit lain, faktor penyebab cenderung dikarenakan oleh faktor Genetik ( keturunan), Lingkungan tempat tinggal, gaya hidup yang tidak sehat, termasuk perubahan hormon dan Infeksi.
"Merokok tembakau, konsumsi alkohol dan adanya Obesitas dan atau penyakit penyerta lain merupakan faktor resiko. Data valid pun menunjukkan adanya faktor resiko tinggi pada wanita rentan usia 20-50 tahun", imbuh Masdianto Musai.
Penyakit Autoimun bahkan dimulai dengan sejumlah gejala ringan, misalnya : kelelahan, pegal otot, demam ringan dan lainnya. Namun gejala ini berkepanjangan atau dalam kurun waktu yang cukup lama.
Pencegahan dan Pengobatan Autoimun
Dijelaskan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi Imunilogi di Siloam Hospital Sriwijaya Palembang dr. Masdianto Musai, Sp.PD-KAI, FINASIM., pencegahan autoimun dapat dengan melakukan pemeriksaan 'Immune Risk' yaitu pemeriksaan genomik, yaitu mengidentifikasi berdasarkan faktor genomik seseorang dengan mengacu pada faktor resiko kepada penyakit autoimun. Dokter Masdianto turut mengingatkan dalam pencegahannya, dilengkapi dengan perbaikan faktor lingkungan tempat tinggal dan perbaikan gaya hidup yang sehat sebagai pencegahan terbaik terhadap penyakit autoimun.
Diawal pencegahan autoimun, Dokter akan mendiagnosa penyakit ini tentunya diawali dengan wawancara, pemeriksaan fisik, tes ANA ( antinuclear antibodi) yang berfungsi guna mengetahui aktifitas antibodi yang menyerang tubuh dan dilanjutkan melakukan tes Autoantibody untuk mendeteksi karateristik antibodi dalam tubuh. Tes darah dan lainnya.
"Dan pahami, bahwa sebagian besar atau banyak keluhan penyakit autoimun belum dapat disembuhkan dengan obat. Akan tetapi apabila gejala timbul dapat diringankan dan dicegah agar tidak memburuk atau flare. Pengobatannya pun akan merujuk kepada penyakit yang diderita pasien", pungkas Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi Imunilogi di Siloam Hospital Sriwijaya Palembang dr. Masdianto Musai, Sp.PD-KAI, FINASIM., yang berpraktek tetap di Siloam Hospitals Sriwijaya ini mengingatkan. Adapun pencegahan penyakit autoimun dapat dilayani di salah satu faskes Siloam Hospital Group di bilangan, POM IX Lorok Pakjo Kota Palembang
Pada edukasi sesi tanya jawab, Dokter Masdianto mengatakan bahwa penyakit autoimun sangat bisa ber komplikasi serius ke penyakit atau keluhan seperti : Jantung, kerusakan syaraf atau organ seperti : Hati, Ginjal, depresi atau gangguan kecemasan.
Adapun bagi wanita yang terdiagnosis autoimun dengan rencana kehamilan, umumnya mengacu data terdiri akan kondisi 6 bulan stabil, dokter akan mengijinkan untuk melanjutkan proses kehamilan. Namun dokter tetap akan menjelaskan tiga kemungkinan penyakit autoimun yang diderita selama kehamilan yaitu : Terjadi perburukan, Stabil atau sama saja dan tentunya terjadinyanya perbaikan karena kehamilannya.
Menutup sesi edukasinya yang diikuti puluhan peserta dari berbagai komunitas kesehatan di kota Palembang, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan alergi immunologi, dari Siloam Hospital Sriwijaya, Palembang Sumatera Selatan, dr. Masdianto Musai, Sp.PD-KAI, FINASIM., kembali mengingatkan bahwa meski pencegahan penyakit autoimun secara medis dapat dilakukan, namun pencegahan terbaik adalah menerapkan pola hidup sehat dan rutin berolahraga dan dilengkapi konsultasi pun pemeriksaan secara berkala melalui deteksi 'immunerisk' yang direkomendasikan untuk menghindari keluhan penyakit automin dan komplikasinya.
Jenis Penyakit Autoimun
Banyak jenis jaringan dan hampir semua organ dalam tubuh Anda bisa menjadi lokasi berkembangnya penyakit autoimun dan lebih dari 100 penyakit autoimun yang dibedakan dalam dua jenis.
Di antara lebih dari 100 penyakit autoimun, terdapat tujuh penyakit yang paling umum dikeluhkan, yaitu :
1.0Diabetes tipe 1: sistem imun menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas.
2. Artritis reumatoid (RA): penyakit autoimun pada sendi.
3. Psoriasis/artritis psoriatik: penyakit autoimun pada kulit karena sistem imun memengaruhi terbentuknya penumpukan sel-sel kulit ekstra dan bercak merah yang meradang.
4. Penyakit radang usus: penyakit autoimun yang terjadi karena sistem imun Anda menyerang lapisan dinding usus.
5. Penyakit Addison: penyakit autoimun yang terjadi karena sistem imun memengaruhi kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon kortisol, aldosteron, serta androgen.
6. Sklerosis multipel: sistem imun merusak selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf di sistem saraf pusat manusia.
7. Lupus eritematosus sistemik (LES): penyakit autoimun yang terjadi karena sistem imun mempengaruhi jaringan ikat dan dapat menyerang semua sistem organ tubuh.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait