PALEMBANG, iNewspalembang.id - Turunnya hujan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan membuat kualitas udara sedikit terbantukan.
Meski curahnya masih sedikit namun, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Sumsel mengklaim, hujan yang terjadi hari ini membantu dalam memperbaiki kualitas udara yang hingga hari ini berada pada titik level tidak sehat.
"Hujan yang turun hari ini, Kamis (7/9/2023) sangat berpengaruh keperbaikan kualitas udara. Beberapa waktu terakhir memang kualitas udara di Palembang ini memburuk disebabkan oleh kebakaran lahan di OKI dan OI ditambah kebakaran yang berada di kota Palembang," ungkap Kadis DLHP Sumsel, Edward Chandra, Kamis (7/9/2023).
Edward menerangkan, kualitas udara di Palembang cenderung memburuk pada malam dan pagi hari. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kelembaban udara yang bercampur dengan partikel debu asap karhutla.
"Kalau siang hari tidak begitu terasa karena udaranya tidak begitu lembab. Pada pagi hari akan terasa kabut bercampur dengan asap," ujar dia.
Sejauh ini, DLHP Sumsel masih memandang aktivitas di luar ruang belum begitu berbahaya. Pihaknya pun masih akan melakukan pemantauan dalam beberapa hari ke depan bersama seluruh stakeholder dalam menilai langkah yang akan diambil.
Jika kualitas udara terus memburuk, baru akan diambil kebijakan untuk mengeluarkan status tanggap darurat.
"Belum ada rencana ke sana (Tanggap Darurat) termasuk meliburkan sekolah. Sejauh ini kualitas udara masih fluktuatif. Tetapi jika dalam beberapa waktu ke depan ISPU secara konstans tinggi baru akan kita lakukan," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, kondisi kekeringan tengah melanda sebagian besar wilayah Sumsel. Kabupaten OKI menjadi salah satu wilayah dengan kebakaran lahan tertinggi di Sumsel dengan Hari Tanpa Hujan (HTH) di sebagian wilayah mencapai 50 hari lebih.
Kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan hotspot (titik panas) dan fire spot (titik api). Kondisi kekeringan tersebut berdampak pada kebakaran lahan, dan merembet ke potensi bencana kabut asap.
"Kekeringan ini menimbulkan dampak potensi karhutla. Dari laporan yang masuk juga satgas sudah mulai kesulitan karena meluasnya lahan-lahan terindikasi hotspot," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Sumsel, Wandayantolis
Editor : Andhiko Tungga Alam