PALEMBANG, iNews.id – Oknum Dosen Universitas Sriwijaya (Unsri) berinisial A, yang diduga melakukan pelecehan seksual pada mahasiswanya, mangkir dari panggilan Tim Penyidik Subdit 4 Renakta Ditreskrimum Polda Sumsel, Jumat (3/12/2021).
Menurut keterangan Kasubdit IV Renakta Polda Sumsel, Kompol Masnoni, oknum dosen yang diduga terlibat dalam kasus pelecehan seksual pada mahasiswa Unsri ini, dijadwalkan memenuhi panggilan penyidikan pada pukul 10.00 WIB. Namun, hingga pukul 11.00 WIB, si A tidak datang memenuhi panggilan. Dari keterangan kuasa hukum A, ketidak hadiran kliennya karena ada urusan keluarga.
"Dari keterangan pengacaranya, si A tidak bisa hadir karena ada acara keluarga," katanya.
Polisi akan kembali menjadwal pemanggilan kedua, terhadap A pada Senin mendatang. Selain itu hari ini pihaknya akan dilakukan gelar perkara untuk kelanjutan dari proses lidik naik ke sidik.
"Apabila oknum tersebut kembali tidak hadir memenuhi panggilan, maka tidak menutup kemungkinan akan ada pemanggilan paksa," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Mahasiswa Unsri DR (22) diduga menjadi korban pelecehan sesksual oleh oknum dosennya dengan inisial A. DR kemudian melaporkan kejadian itu kepada Polda Sumsel.
Sejumlah saksi pelapor usudah dimintai keterangan, setelah sebelumnya tim penyidik melakukan olah TKP di Unsri Indralaya. Saksi pelapor yang dimintai keterangan yakni adik tingkat korban dan seorang ojek yang mengantar korban usai kejadian.
Tukang ojek juga menyampaikan penampilan korban saat dijemput terlihat berbeda saat pulang, dengan kondisi yang tidak rapi lagi. Sehingga ojek langganan korban bertanya apa yang terjadi. Namun korban enggan menjawab dan hanya terus menangis.
"Korban tidak ada cerita apapun, hanya menangis," kata tukang ojek tersebut.
Namun, sebelumnya korban mengaku menjadi korban pelecehan seksual oknum dosennya sendiri, saat meminta tanda tangan skripsi, Sabtu (25/9/2021)
Masnoni mengungkapkan, berdasarkan keterangan korban, korban beberapa kali menanyakan keberadaan oknum dosen itu kepada teman yang juga adik tingkatnya.
Kebetulan pada hari Sabtu terlapor ada di tempat, karena korban benar-benar mengejar tanda tangannya (terlapor), jadi tanpa berpikir yang lain korban menemui dosennya. Seperti itu pengakuan korban ke kami," Masnoni menjelaskan.
Korban lalu mendatangi terlapor yang sedang berada di ruang laboratorium, karena tempat sepi, membuat oknum dosen leluasa melakukan aksinya.
"Berdasarkan keterangan korban cuma sekali terjadi seperti ini," kata dia.
Korban sering kali menangis saat dimintai keterangan terkait kejadian tersebut.
“Namun, keterangannya sangat kami perlukan untuk melengkapi pemeriksaan termasuk olah TKP yang kita lakukan sebelumnya,” kata Masnoni.
Editor : M. Rizal Effendi