get app
inews
Aa Read Next : Menkeu Sri Mulyani Klaim APBN hingga 15 Maret 2024 Cukup Solid, Surplus Rp22,8 Triliun

Kuota Solar dan Pertalite Diperkirakan Habis di Oktober 2022, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Sabtu, 27 Agustus 2022 | 06:35 WIB
header img
Menkeu Sri Mulyani memperkirakan kuota solar dan pertalite bakal habis pada Oktober 2022. (iNewspalembang.id/mushaful imam)

JAKARTA, iNewspalembang.id – Seiring pemulihan ekonomi yang menguat dan mobilitas masyarakat yang meningkat, berdampak pada habisnya kuota solar dan pertalite yang diperkirakan pada Oktober 2022.

Hal tersebut diutarakan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/8/2022).

Sri Mulyani menyampaikan, proyeksi konsumsi solar sebesar 17,44 juta KL atau sudah 115 persen dari kuota, dan proyeksi konsumsi Pertalite 29,07 juta KL atau 126 persen dari kuota.

“Nah yang jadi masalah, semua subsidi Rp502,4 triliun itu akan habis di bulan Oktober," ujar dia.

Tren harga minyak dunia, ungkap Sri Mulyani, terus melonjak naik. Outlook perkiraan harga internasional (Brent) oleh EIA diproyeksikan sepanjang tahun ini harga minyak di 104,8 dolar AS per barel dan berdasarkan forecast consensus, harga minyak ada di 105 dolar AS per barel. 

Menkeu mencontohkan, saat ini kondisi harga Solar dijual ke masyarakat hanya Rp5.150 per liter, sebesar 37 persen dari harga keekonomiannya yang berada di Rp13.950 per liter.

“Artinya masyarakat dan seluruh perekonomian mendapatkan subsidi 63 persen dari harga keekonomian atau riil. Pertalite juga sama, harga di masyarakat itu Rp7.650 per liter, kalau sekarang ICP di 105 dolar AS dan kurs nilai tukar Rupiahnya di Rp14.700 per dolar AS, maka harga Pertalite harusnya di Rp14.450 per liter,” ungkap dia.

“Ya artinya harga Pertalite sekarang ini adalah 53 persen rakyat yang mengkonsumsi dan menggunakan Pertalite setiap liternya mendapatkan subsidi Rp6.800," sambung dia.

Sri Mulyani melanjutkan, Pertamax yang harganya sekarang di Rp12.500 per liter, harusnya harga keekonomiannya di Rp17.300 per liter. Bahkan, Pertamax sekalipun yang dikonsumsi oleh mobil-mobil bagus dan pemiliknya mampu, setiap liternya mereka mendapatkan subsidi Rp4.800.

Kemudian, LPG yang sekarang harga jual per kg adalah Rp4.250, dengan harga dan kurs sekarang, harusnya harganya Rp18.500 per kg.

"Berarti setiap kg LPG konsumen mendapatkan subsidi Rp14.230. Jadi tiap masyarakat beli LPG 3 kg, kita bayangkan maka mereka mendapatkan Rp42 ribu lebih subsidi," tandas dia.


 

Editor : Sidratul Muntaha

Follow Berita iNews Palembang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut