GAZA, iNewspalembang.id – Dunia kembali mengecam sikap Israel, setelah melakukan penyerangan hingga menewaskan mantan kapten Timnas Palestina, Suleiman Ahmed Zaid Al-Obaid.
Mirisnya, Israel melakukan serangan tat kala Al-Obaid bersama warga lainnya berusaha mengumpulkan bantuan kemanusiaan di kawasan Gaza Selatan.
Informasi tersebut menyebar, setelah Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) langsung menyampaikan kecaman keras penargetan warga sipil, termasuk tokoh olahraga.
"Suleiman Al-Obaid, mantan pemain tim nasional Palestina, tewas dalam serangan Israel yang menargetkan warga sipil yang menunggu bantuan kemanusiaan di Gaza selatan," tulis PFA dalam pernyataannya, dikutip dari PressTV, Jumat (8/8/2025).
Insiden yang menewaskan Al-Obaid ini, menambah panjang daftar korban dari kalangan atlet Palestina sejak awal perang. Terlebih PFA menyebut, Al-Obaid merupakan anggota komunitas olahraga ke-662 yang tewas akibat agresi Israel di Gaza.
Fakta ini menegaskan perang tidak hanya menghancurkan infrastruktur dan nyawa warga sipil, tetapi juga melumpuhkan sektor olahraga Palestina.
Bakat Suleiman Ahmed Zaid Al-Obaid mulai mencuri perhatian sejak awal 2000-an, saat menjadi penyerang dan winger, hingga menjadi salah satu pemain paling dikagumi di Palestina selama lebih dari satu dekade berkarir.
Bersama Timnas Palestina, Al-Obaid membuat gol internasional pertamanya ketika menghadapi Yaman pada Kejuaraan Federasi Sepak Bola Asia Barat 2010. Al-Obaid juga menjadi bagian tim nasional Palestina di kualifikasi Piala Challenge AFC 2012 dan Kualifikasi Piala Dunia 2014.
"Selama kariernya yang panjang, Al-Obeid mencetak lebih dari 100 gol, menjadikannya salah satu bintang paling cemerlang di sepak bola Palestina," ungkap PFA.
Pada level domestik, Al-Obeid dikenal sebagai predator kotak penalti yang luar biasa, bahkan menyabet Sepatu Emas Liga Primer Jalur Gaza selama tiga musim beruntun pada 2016, 2017, dan 2018.
Invasi Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu itu, tak hanya menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur vital, tetapi juga secara sistematis menargetkan sektor olahraga Palestina. PFA menyebut olahraga merupakan pilar penting identitas nasional yang kini berada di ujung tanduk.
Komite Olimpiade Palestina (POC) pada 29 Juli 2025 melaporkan bahwa sepanjang Juli saja, pasukan Israel telah menewaskan 40 atlet Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Mereka bukan korban di medan perang, melainkan tewas saat melakukan aktivitas kemanusiaan.
“Setiap hari, babak baru tragedi olahraga Palestina terungkap. Para atlet ini tidak terbunuh di medan perang; mereka dibunuh saat mengejar anak-anak mereka atau mencari air dan obat-obatan. Perang kelaparan ini kini memburu para atlet, sama seperti yang terjadi pada dokter dan warga sipil,” tulis POC.
Data terakhir menyebut, sejak perang genosida dimulai, Israel telah menewaskan sedikitnya 61.158 warga Palestina dan melukai 151.442 orang, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Angka ini mencerminkan skala tragedi kemanusiaan yang terus memburuk.
Kematian Suleiman Al-Obaid bukan hanya kehilangan bagi dunia sepak bola Palestina, tetapi juga simbol kehancuran mimpi dan masa depan olahraga di wilayah yang terus dilanda konflik. Bagi rakyat Palestina, warisan perjuangan dan prestasinya akan tetap hidup, meski ia telah tiada.
Editor : Sidratul Muntaha
Artikel Terkait