JAKARTA, iNewspalembang.id – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjyo menyatakan, bahwa inflasi pada bulan Juli 2022 mencapai 4,94 persen.
“Masih lebih rendah dari negara lain tapi melebihi dari batas atas sasaran 3 persen plus minus 1 persen,” kata Perry, pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Inflasi Tahun 2022, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/08/2022).
Inflasi ini, ungkap Perry, terutama disebabkan oleh tingginya inflasi kelompok pangan bergejolak yang mencapai 11,47 persen, yang mestinya tidak lebih dari lima persen atau maksimal enam persen.
Tekanan tersebut, sambung dia, bersumber terutama dari kenaikan harga komoditas global, akibat berlanjutnya ketegangan geopolitik di sejumlah negara, yang mengganggu mata rantai pasokan global dan juga mendorong sejumlah negara melakukan kebijakan proteksionisme pangan.
“Sedangkan di dalam negeri, terjadi gangguan pasokan di sejumlah sentra-sentra produksi hortikultura, termasuk aneka cabai dan bawang merah akibat permasalahan struktural di sektor pertanian, cuaca, serta ketersediaan antarwaktu dan antardaerah,” ungkap dia.
Perry menerangkan, kenaikan harga energi global juga telah mendorong kenaikan inflasi kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices), termasuk angkutan udara.
Tekanan tersebut, kata dia, dapat tertahan sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan subsidi energi. Sementara itu tekanan inflasi dari sisi permintaan atau yang sering disebut inflasi inti masih tetap rendah.
“Ini menunjukkan sebetulnya daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih meskipun sudah meningkat. Sementara ekspektasi inflasi juga terjaga,” tandas dia.
Editor : Sidratul Muntaha
Artikel Terkait