Tak Hanya Desak Jadi Bencana Nasional, DPR RI Dorong Investigasi Pemicu Bencana di Sumatera
JAKARTA, iNewspalembang.id – Bencana besar banjir bandang dan longsor di wilayah Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar) didesak untuk ditetapkan menjadi bencana nasional.
Desakan tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, karena lima indikator kelayakan dinyatakan sebagai bencana nasional dinilai sudah layak.
Lima indikator penetapan bencana nasional itu yakni, cakupan luasan wilayah terdampak, jumlah korban, tingkat kerusakan sarana prasarana, kerugian harta benda, hingga dampak sosial ekonomi bencana banjir bandang yang melanda wilayah Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh,” ujar dia, Jumat (28/11/2025).
“Kami mendesak agar ada peningkatan status bencana di Pulau Sumatera bagian utara menjadi bencana nasional,” imbuh dia.
Syaiful mengatakan, bahwa penetapan status bencana nasional ini untuk memudahkan proses penanganan dampak banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara bagian utara ini.
Dengan penetapan status bencana nasional, sambung dia, pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dapat mengerahkan sumber daya nasional seperti dana, logistik, personel SAR, relawan serta koordinasi antar lembaga dan kementerian.
“Penetapan status bencana nasional ini juga akan memudahkan proses koordinasi dalam proses tanggapan darurat, rehabilitasi, hingga rekontruksi,” ungkap dia.
Dari beberapa analisis BMKG, jelas Syaiful, cuaca ekstrem ini masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Situasi ini harus diwaspadai agar bencana hidrometerologis tidak terulang kembali.
“Kami mendorong agar dilakukan modifikasi cuaca di wilayah-wilayah yang rawan longsor. Langkah ini penting agar bencana dalam skala besar bisa diantisipasi dan diminimalkan,” jelas politisi PKB itu.
Tak hanya itu, terang Syaiful, bahwa Komisi V DPR RI pun mendorong investigasi pemicu bencana di Sumatera bagian utara. Apakah ini murni masalah ekologis atau karena murni cuaca esktrem?
“Ini penting agar ke depan bisa dijadikan pelajaran untuk mengantisipasi dan meminimalkan potensi bencana besar di kemudian hari,” tandas dia.
Editor : Sidratul Muntaha