PALEMBANG, iNewspalembang.id - Debat kandidat pertama Calon Gubernur dan Wakil Gubernur (Cagub-Cawagub) yang akan bertarung pada Pemilihan Gubernur Sumsel 2024 digelar KPU Sumsel di Hotel Novotel Palembang, Senin (28/10/2024) malam.
Dalam kesempatan ini, Cagub nomor urut 01, Herman Deru mempertegas pentingnya toleransi dan pembauran di provinsi yang heterogen ini.
"Selama ini, kami telah dan terus berusaha mempertahankan zero konflik di Sumsel. Ini adalah upaya untuk membangun pembauran yang mendukung pembangunan,” ujar dia.
Herman Deru menekankan, toleransi adalah fondasi utama untuk mencapai masyarakat yang harmonis dan stabil.
"Pembauran bukan hanya tentang hidup berdampingan, tetapi tentang saling mendukung dan membangun bersama. Sumsel adalah contoh bagaimana keberagaman bisa menjadi kekuatan, bukan sumber konflik,” kata dia.
Sementara, Cagub nomor urut 02, Eddy Santana Putra (ESP) menyebut, mendukung pandangan Herman Deru, bahwa kebijakan yang mempromosikan toleransi harus diimplementasikan secara konsisten.
Dengan pendekatan ini, sambung dia, Sumsel diharapkan terus menjadi provinsi dengan zero konflik, memberikan lingkungan yang aman dan kondusif untuk pembangunan yang berkelanjutan.
“Lewat kedua inisiatif ini, Sumsel menunjukkan komitmennya untuk menjaga kesejahteraan dan keamanan masyarakatnya, serta memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam pembangunan provinsi,” ungkap dia.
Selain itu, dalam sesi debat selanjutnya, Herman Deru tampak menyoroti peran ESP yang menjabat anggota Komisi 5 DPR RI, Herman Deru mempertanyakan mengapa ESP tidak mendorong Kementerian Perhubungan untuk memberikan perhatian lebih pada proyek Tanjung Carat.
"Saya kenal baik dengan Pak ESP sejak di KNPI. Mengapa Bapak di Komisi 5 tidak mendorong Menhub agar memberi perhatian pada Tanjung Carat? Apa peran Bapak dalam mempercepat progres Tanjung Carat?" tanya Herman Deru.
ESP menjawab dengan menjelaskan upayanya dalam memperjuangkan anggaran untuk proyek tersebut.
"Pada 2021, saya perjuangkan ratusan miliar untuk proyek ini, bahkan ada alokasi sebesar 60 miliar. Namun, justru gubernur mengatakan tidak perlu APBN karena ada investornya, ternyata zonk," tegas ESP, mengkritik pernyataan gubernur yang menurutnya terlalu mengandalkan investor.
Merespons hal ini, Herman Deru menjelaskan, bahwa debat mengenai hal-hal yang tidak relevan hanya membuang waktu.
"Kalau berdebat soal yang tidak ada dasarnya, percuma. Pembangunan jalan itu menunggu surat pelepasan dari Menteri Kehutanan. Operator dermaga internasional itu tidak boleh dipegang daerah," jelas Herman Deru, menyoroti hambatan birokrasi yang menjadi penghalang utama dalam progres proyek Tanjung Carat.
Debat ini menggarisbawahi perbedaan pandangan antara Herman Deru dan ESP mengenai cara terbaik untuk mempercepat pembangunan proyek strategis di Sumatera Selatan.
Herman Deru menekankan pentingnya koordinasi dan persetujuan dari pemerintah pusat, sementara ESP menekankan perlunya alokasi anggaran dan perhatian dari Kementerian terkait.
Editor : Sidratul Muntaha