get app
inews
Aa Text
Read Next : Kualifikasi Piala Dunia 2026, Manajer Sebut Timnas Bakal Pakai Jersey Keberuntungan

Cerita Dibalik Ungkapan Hati Nathan Tjoe-A-On Soal Percaya Diri, Ambisi dan Peluang Timnas Indonesia

Minggu, 04 Agustus 2024 | 11:45 WIB
header img
Pemain kunci Timnas Indonesia, Nathan Tjoe-A-On. (iNewspalembang.id/ist)

PALEMBANG, iNewspalembang.id – Pemain naturalisasi Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Nathan Tjoe-A-On berbagi pengalaman dan ambisi setelah menjadi bagian Skuad Garuda.

Proses naturalisasi Nathan Tjoe-A-On selesai pada Maret 2024 dan melakukan debut saat Indonesia bertemu Vietnam pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde kedua. Selain di senior, Nathan juga menjelma sebagai tulang punggung di tim U-23 Indonesia.

Menurut Nathan, bahwa menjadi sebuah kehormatan bisa bermain untuk Timnas Indonesia. Karena hal ini membawa semangat dan dorongan ekstra dalam dirinya.

“Kehormatan besar bisa bermain untuk negara ini. Di Indonesia, khususnya dukungan fans dan masyarakat sangat besar. Ini gila, benar-benar memberi Anda dorongan. Makanya selalu ada rasa ingin memberikan yang terbaik dan membuat mereka bangga, tentunya," ujar dia, seperti dikutip dari FIFA.com.

Pemain kelahiran Rotterdam, Belanda, 22 Desember 2001 menyampaikan, bertekad selalu memberikan yang terbaik untuk Indonesia pada setiap penampilannya. 

Pada fase itu, Nathan belajar dari pengalaman internasionalnya, bahwa Timnas bisa, menunjukkan kepada tim atau negara lain betapa bagusnya mereka. Sama halnya pada Timnas U-23, Nathan bersama Skuad Garuda mampu mengalahkan sejumlah negara yang sangat bagus.

Hal itu, karena rasa percaya pada diri sendiri. Jadi itulah yang Timnas lakukan pada tim senior, bahwa dia juga percaya pada diri sendiri dan yakin bisa melakukan sesuatu.

“Kami sangat antusias dengan apa yang akan kami hadapi. Saya pikir kami harus mempersiapkan diri saat pramusim di klub kami dan mendapatkan diri dalam kondisi terbaik untuk menghadapi pertandingan-pertandingan yang akan datang dan menjadi bugar untuk tampil sebaik mungkin,” kata dia.

Pemain asal Swansea City itu mengungkapkan, saat ini Indonesia akan berjuang di putaran ketiga Piala Dunia 2026 grup C zona Asia. Skuad Garuda bersama Jepang, Arab Saudi, Australia, Bahrain, Tiongkok. Pada tanggal 5 dan 10 September mendatang, Indonesia akan melawan Arab Saudi dan Australia.  

Dalam grup ini, sambung dia, merupakan grup yang penuh dengan banyak kualitas, namun dalam Timnas Indonesia juga punya banyak kualitas. Timnas tidak boleh takut dengan tim-tim ini.

“Karena ini adalah sepak bola, segalanya bisa terjadi. Kami hanya perlu menganalisa dengan baik bagaimana cara mereka bermain dan di mana peluang kami berada, lalu kami harus bisa memanfaatkan kelemahan mereka dan menunjukkan kualitas kami,” ungkap dia.

Dihadapkan pada lawan yang kekuatannya di atas Timnas Indonesia, Nathan ingin dan tetap memastikan akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa mewujudkan Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026

“Saya kira bagi setiap pemain, jika saya berbicara mewakili semua pemain di tim kami, itu (lolos ke Piala Dunia) adalah impian. Ketika anda masih muda dan masih kecil, anda selalu bermimpi bermain di panggung besar. Bila anda mampu mencoba untuk mendapatkan kesempatan tahapan atau akhir turnamen (kualifikasi) maka anda harus melakukan semua yang anda bisa untuk mencapai tujuan itu,” jelas dia.

Bagi Nathan dan semua pemain Timnas, tentu saja ini sangat berarti dan mimpi yang bisa menjadi kenyataan bagi mereka sebagai pemain dan juga negara ini.

Terlebih, dengan format baru ini, tentu ada lebih banyak peluang bagi wakil Asia untuk lolos ke Piala Dunia. Ini sangat bagus untuk Piala Dunia karena sekarang semua orang bisa melihat lebih banyak negara lain yang mungkin biasanya sulit untuk lolos karena tidak terlalu banyak tempat, tapi sekarang ada peluang lebih besar.

“Saya pikir kami juga punya peluang bagus (untuk lolos). Kami punya tim yang bagus dan sedang berkembang. Kalau melihat pertandingan, di bulan Maret dan pertandingan yang kami mainkan di bulan Juni, sudah terlihat perbedaan besar dalam gaya bermain kami. Jadi, bila kami terus berkembang, saya pikir kami memiliki peluang yang sangat bagus,” tegas dia.

“Saya punya pemain-pemain yang saya sukai, yang ingin saya jadikan panutan ketika saya masih muda, namun mereka tidak bermain di posisi saya seperti Lionel Messi," imbuh dia.

Nathan menyebut suka menonton pemain yang bermain yang sama dengan posisinya, terutama pada Liga Champions. Seperti Alphonso Davies, Theo Hernandez dari AC Milan. Mereka pemain yang cepat. Mereka bermain seperti gaya sepak bola baru dengan banyak kekuatan, banyak kondisi.

Menurut Nathan, mereka adalah atlet sungguhan. Jadi, hal semacam itu memengaruhi dirinya untuk ke mana harus mengembangkan tubuh secara mental dan fisik. Tak hanya itu, insiprasinya tidak terbatas dari apa yang ada di lapangan hijau, tapi kecintaan pada keluarga adalah kunci lain yang membuat kariernya berkembang sampai ke tahap sekarang ini.

"Panutan saya yang lain adalah seperti orang tua saya, bagaimana mereka selalu bekerja dan seberapa kuat mereka serta dukungan mereka mempengaruhiku, tentunya juga untuk melakukan yang terbaik untuk mereka,” jelas dia.

Ketika menjadi seorang pesepakbola profesional, terang Nathan, star syndrome menjadi momok bagi banyak pesepak bola muda di seluruh dunia, tak terkecuali para bintang muda Indonesia. Hanya yang memiliki mentalitas baja yang bisa menghadapi dukungan sekaligus tekanan yang dihadirkan para penggemar. 

Jadi, sambung dia, betapa pentingnya memiliki sikap yang benar dalam hal ini agar tidak mengalami kejatuhan. Karena, ketika tampil bagus bersama tim nasional, orang-orang memunculkan ekspektasi, tapi pemain harus tetap fokus, tidak boleh terpengaruh dengan apa yang ada di media dan sebagainya.

“Kami tahu ke mana tujuan kami berasal dan apa yang bisa kami lakukan dan kami percaya pada diri kami sendiri. Kami berbicara satu sama lain untuk menciptakan suasana terbaik dalam tim yang membuat semua orang merasa nyaman dan semua orang saling percaya dan ingin berjuang untuk satu sama lain,” terang dia.

Cara itulah, tutur Nathan, bagaimana Timnas Indonesia mengelola situasi ini dan itulah mengapa Skuad Garuda bisa tampil sebaik mungkin sebagai sebuah tim, dan sebagai pemain. Karena jika pemain merasa percaya diri dengan situasi tersebut, maka pemain itu akan bisa menampilkan performa.

Memang, perjalanan Nathan masih dalam tahap awal, namun pengaruhnya terhadap sepak bola Indonesia sudah tidak terbantahkan lagi. Saat negara ini terus menatap ke depan dengan penuh optimisme, Nathan Tjoe-A-On menjadi salah satu bagian dari pemimpin generasi ini dan yang akan datang untuk mencatat sejarah baru.

“Tentu saja, (tujuan kami) mencapai Piala Dunia bersama tim nasional, mencetak lebih banyak sejarah bersama tim nasional dan apa yang telah kami lakukan merupakan perasaan yang luar biasa,” tutur dia.

“Secara pribadi, saya ingin terus berkembang, mengetahui sampai ke level mana yang bisa saya capai. Saya pikir saya berkembang dengan baik di tim nasional, juga waktunya menunjukkan hal ini di klub, berkembang di sana dan untuk menjadikan diri saya pemain terbaik yang bisa saya lakukan,” tandas dia.

 

 

Editor : Sidratul Muntaha

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut