WONOGIRI, iNews.id - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meresmikan bendungan Pidekso, di Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah. Bendungan Pidekso berkapasitas 25 juta meter kubik dengan nilai pembangunan hingga Rp772 miliar.
Presiden Jokowi mengatakan, bendungan ini mulai dikerjakan pembebasan tanahnya pada 2014, dimulai konstruksi pada 2017, memiliki kapasitas 25 juta meter kubik dengan luas genangan 232 hektare, bisa mengairi kurang lebih 1.500 hektare sawah di Kabupaten Wonogiri dengan biaya mencapai Rp772 miliar.
“Kalau ingin kemandirian pangan tercapai, kedaulatan pangan tercapai, ketahanan pangan tercapai, waduk adalah menjadi kunci, air merupakan kunci. Oleh sebab itu, kita bangun waduk di seluruh provinsi di Tanah Air kita,” kata Presiden, dikutip dari situs Presiden, Rabu (29/12/2021).
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, selain manfaat irigasi, Bendungan Pidekso juga memiliki manfaat penyediaan air baku sebesar 300 liter per detik, konservasi air, hingga pariwisata. Selain itu, kehadiran Bendungan Pidekso juga akan mereduksi banjir dengan luas area banjir 592 hektare menjadi 317 hektare.
Saat meresmikan bendungan, Presiden Jokowi melepas ikan gabus ke Bendungan Pidekso dan menghampiri masyarakat.
Selain di bendungan Pidekso, Presiden juga meresmikan Bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara. Bendungan Ladongi berkapasitas 45,9 juta meter kubik dengan luas lahan 222 hektare. Bendungan Ladongi akan mengairi sawah-sawah di sejumlah kabupaten di sekitarnya, yakni Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan, dan Kolaka.
Presiden Jokowi berharap kehadiran bendungan dapat memenuhi kebutuhan air untuk pertanian dalam rangka mendukung kemandirian, kedaulatan, dan ketahanan pangan.
Selain berfungsi untuk irigasi bagi empat kabupaten di sekitarnya, Bendungan Ladongi juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata, terutama wisata air. Presiden Jokowi sendiri langsung menjajalnya dengan menumpangi perahu naga bersama sejumlah menteri yang mendampinginya.
Editor : Agustian Pratama