JAKARTA, iNewspalembang.id – Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, membengkak utang PT PLN (Persero) ini terjadi saat perseroan mempercepat investasi ketenagalistrikan beberapa tahun belakangan, atau sebelum dirinya menjadi Menteri BUMN.
“Investasi di sektor ketenagalistrikan itu dilakukan saat pertumbuhan ekonomi dalam negeri, khususnya pertumbuhan industri, berjalan begitu pesat, sehingga mendorong PLN membangun sejumlah proyek kelistrikan,” ujar Erick, Sabtu (30/7/2022).
Erick mengungkapkan, PLN pernah mencatatkan utang sebesar Rp500 triliun. Namun, pada awal 2021 utangnya menurun menjadi Rp450 triliun dan pada awal tahun ini, turun lagi menjadi Rp430 triliun.
“Penurunan utang PLN disebabkan adanya pemangkasan atau pengurangan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga 25-50 persen,” ungkap dia.
Erick mengklaim tetap optimistis, utang BUMN di sektor kelistrikan itu akan terus menurun dengan sejumlah langkah efisiensi. Ketika melihat utang PLN sampai Rp500 triliun, apa langkah-langkah yang kita ambil?
“Capex PLN harus dikurangi sampai 25 persen, bahkan 50 persen. Alhamdulillah terjadi pengurangan utang angkanya sampai Rp20 triliun hingga Rp30 triliun. Artinya apa? Bisa kok kita mau efisien, kita ini manja saja," tegas dia.
Erick memaparkan, penyebab utama PLN sampai mencatatkan utang jumbo, salah satunya, Proyek Pembangkit Listrik 35.000 megawatt (MW). Hingga Agustus 2021, proyek ini baru mendekati 30 persen dengan 10.469 MW yang telah dilakukan commercial operation date (COD).
"Seperti dibilang utang PLN Rp500 triliun, kita bukan saling menyalahkan, Indonesia pada saat itu dengan pertumbuhan yang tinggi, kita memerlukan investasi percepatan ketenagalistrikan. Ingat pernah punya program 35.000 megawatt karena industri kita naik," papar dia.
Erick melanjutkan, utang PLN senilai Rp500 triliun merupakan utang lancar (current liabilities). Fokusnya saat ini melakukan langkah penyehatan agar perusahaan bisa menjaga arus kasnya.
“Saya berharap langkah PLN bisa diikuti perusahaan pelat merah lain yang saat ini masih terbebani utang jumbo. Caranya, fokus pada pekerjaannya,” tandas dia.
Editor : Sidratul Muntaha