JAKARTA, iNewspalembang.id – Sebutan Raja Jawa yang diungkap Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, beberapa waktu lalu ternyata masih menjadi pembahasan.
kali ini, giliran Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD, yang merespons statement Bahlil tersebut dan menyatakan bahwa Bahlil tidak memahami makna sebenarnya Raja Jawa.
Raja Jawa, tegas Mahfud, tidak seperti yang digambarkan Bahlil dalam pidato usai terpilih menjadi ketua umum Golkar beberapa waktu lalu.
"Dia (Bahlil) bicara soal Raja Jawa yang tidak dia pahami, sampai dia mengatakan Raja Jawa nih, kita bisa habis kalau kita main-main sama Raja Jawa,” ujar dia, dalam video yang tayang pada kanal YouTube Mahfud MD Official, Minggu (8/9/2024).
Mahfud mengungkapkan, pernyataan Bahlil bisa berpotensi menyinggung orang Jawa. Karena, dari pengalamannya sebagai ketua Parampara Praja atau Dewan Pertimbangan Sri Sultan Hamengkubuwono X, Raja Jawa tidak mengerikan seperti yang digambarkan Bahlil.
Mahfud melanjutkan, bahwa orang Jawa bisa saja tersinggung, karena Raja Jawa itu tidak seperti itu.
“Saya itu sekarang bekerja pada Raja Jawa, saya ini menjadi Ketua Dewan Parampara Praja, di Yogyakarta, itu Dewan Pertimbangan Sultan Hamengkubuwono X,” ungkap dia.
Secara kultural, jelas Mahfud, Sultan Hamengkubuwono dianggap sebagai Raja Jawa dan tidak membuat rakyatnya takut.
“Ini orangnya tidak mengerikan, tidak menakutkan, maka orang-orang Jawa yang merasa punya raja, Raja Jawa baik-baik saja kok, masa Raja Jawa membuat orang takut,” jelas dia.
Seperti diketahui, Bahlil menyinggung Raja Jawa saat pidato perdana usai terpilih sebagai Ketua Umum Golkar. Bahlil mengingatkan kepada para kader partai untuk tidak bermain-main dengan Raja Jawa jika tidak ingin celaka.
"Jadi kita harus lebih paten lagi, soalnya Raja Jawa ini kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu,” ujar Bahlil, pada Rabu (21/8/2024) lalu.
Editor : Sidratul Muntaha
Artikel Terkait