Ekonomi Indonesia Kondisi Baik, Ekspor Impor Meningkat

Tama
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto : Humas Kementrian Ekonomi)

JAKARTA, iNews.id -   Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, perekonomian Indonesia masih baik pasca melewati pandemi Covid-19 dua tahun terakhir. Ekspor dan impor Indonesia meningkat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, dari sisi pemulihan ekonomi, indeks keyakinan konsumen Indonesia berada di atas 100 yakni pada angka 118,5. 

"Ekspor Indonesia pada kuartal ke-3 tahun 2021 naik 29,16 persen, sedangkan impor naik 30,11 persen. Indonesia juga memiliki cadangan devisa yang cukup tinggi yaitu di atas 140 miliar USD dan neraca perdagangan secara akumulatif surplus sebesar 34,32 miliar USD," kata Menko Airlangga, pada acara salah satu televisi swasta, dikutip .dari situs Kemenko Perekonomian, Minggu (2/1/2022). 

Menurutnya, penanganan krisis akibat Covid-19 dalam satu tahun sudah dapat dilakukan pemulihan, sehingga  memberikan sinyal  fundamental ekonomi Indonesia masih sangat baik. 

World Bank juga mengakui dan menilai   Indonesia memiliki kebijakan fiskal yang prudent, dan juga memiliki kebijakan moneter yang tepat, termasuk reformasi struktural yang dilakukan secara masif sehingga dapat menarik investor.

“Dibandingkan dengan berbagai emerging countries, Indonesia juga stand out (menonjol) karena tiga kebijakan tersebut,”  Menko Airlangga menjelaskan.

Ia menuturkan,  pasca Covid-19  pasar modal secara struktur lebih kuat, ditambah lagi Indonesia memiliki  Sovereign Wealth Fund yang diberi modal  Pemerintah,  yang menjadi buffer bagi capital market ke depan.

Terkait dengan investasi, beberapa hal yang dilakukan pemerintah dalam proyek strategis nasional telah mendorong masuknya investasi lebih dari 5.000 triliun rupiah. Lalu,  dalam pengembangan kawasan ekonomi khusus terutama  sektor  Nongsa Digital Park,  sektor renewable energy, seperti solar farm,  banyak diminati  investor.

"Dengan kebijakan The Fed,  Indonesia masih memiliki buffer untuk menahan, karena selama ini tingkat suku bunga di Indonesia relatif delta-nya tinggi. Kita harus tetap berbasis pada fundamental yang sifatnya regional sentimen,” kata Menko Airlangga.

Editor : Agustian Pratama

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network