JAKARTA, iNewspalembang.id – Indonesia diprediksi bakal mendapat sanksi lebih berat dari hukuman pada 2016 lalu, bila FIFA benar-benar membatalkan drawing Piala Dunia U-20 di Bali akhir Maret ini.
Hal tersebut diutarakan Pengamat sepak bola M Kusnaeni, menanggapi pernyataan resmi PSSI tentang pembatalan drawing yang dikeluarkan Minggu (26/3/2023) ini.
Menurut Kusnaeni, bila tahun 2016 lalu FIFA mem-ban keanggotaan PSSI gara-gara intervensi pemerintah RI, tetapi saat ini akan lebih berat dan pelik karena berkaitan dengan Piala Dunia U-20. Bisa jadi, pembatalan drawing merupakan warning awal.
“Bila sampai gagal melaksanakan Piala Dunia U-20 ini, Indonesia dianggap menodai kepercayaan yang diberikan FIFA. Otoritas tertinggi sepak bola internasional itu dirugikan secara material dan inmaterial, karena pelaksaan event mereka kacau balau," ujar dia.
Kusnaeni mengungkapkan, diharapkan agar pemerintah dan PSSI serta LOC, mampu berkonsolidasi menyelesaikan sederet persoalan yang menjadi perhatian FIFA.
“Semoga FIFA tak membatalkan penujukkan Indonesia sebagai tuan rumah. Pembatalan drawing merupakan peringatan awal, apa yang perlu lakukan? Segera konsolidasi dan bereskan PR yang ada. Karena saya melihat tak hanya masalah Israel saja yang jadi perhatian FIFA, tapi juga berkaitan dengan infrastruktur. Mereka saya yakin berharap Indonesia bisa sukses menjadi tuan rumah,” ungkap dia.
Pria yang akrab disapa Bung Ku situ menjelaskan, seandainya Indonesia terkena sanksi, maka dipastikan sepak bola Tanah Air sangat terdampak. Semua pemain terbaik negeri ini kehilangan kesempatan bersaing di pentas internasional.
“Periode 2015-2016 Indonesia pernah merasakan pahitnya sanksi dari FIFA, dikucilkan dari pentas internasional. Gara-gara dilarang berkiprah di ajang resmi, ranking Indonesia melorot drastis. Mimpi melihat Indonesia berprestasi makin jauh, karena secara ranking FIFA Tim Merah-Putih terlempar jauh,” jelas dia.
Kemudian, kata Bung Kus, pada level domestik kompetisi juga akan sulit mendapatkan sponsor kakap. Perusahaan kakap berfikir ulang mau berinvestasi ke klub maupun PSSI. Ujungnya jika kondisi makin parah, pelaksanaan kompetisi akan tersendat karena masalah dana.
"Jangan sampai hal itu terjadi. Mimpi buruk buat sepak bola kita. Jangan bermain-main dengan kesepakatan yang sudah dibuat dengan FIFA. Kita jadi host prosesnya mengajukan diri, bukan ujuk-ujuk FIFA yang minta. Taati kesepakatan yang ada. Segera cari air untuk memadamkan kebakaran yang timbul,” tandas dia.
Editor : Sidratul Muntaha
Artikel Terkait