Dinilai Mendesak, Pemerintah Pusat Diminta Percepat Pembangunan Kereta Api Trans Sumatera

PALEMBANG, iNewspalembang.id – Pembangunan jalur Kereta Api Trans Sumatera yang menghubungkan Lampung hingga Aceh sepanjang 1.000 kilometer (km) dinilai butuh percepatan.
Hal tersebut disampaikan, Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, saat kunjungan kerja ke PT KAI Divre III Palembang, Jumat, (12/9/2025).
Bambang menilai, pembangunan jalur sepanjang kurang lebih 1.000 km dengan estimasi biaya sekitar Rp32 triliun ini, mendesak untuk diprioritaskan pemerintah pusat.
Kemudian, sambung dia, infrastruktur transportasi darat itu diyakini dapat meningkatkan konektivitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatera.
“Jika jalur Lampung sampai Aceh terhubung, maka logistik dan angkutan penumpang akan lebih efisien, sehingga perekonomian di Sumatera dapat berkembang pesat,” ujar dia.
Hanya saja, PT KAI cuma menyediakan lokomotif Rp70 miliar untuk satu trainset, atau jika dikali 100 trainset KAI hanya mengeluarkan dana Rp7 triliun.
Berikutnya, kata Bambang, soal pentingnya keberadaan kereta logistik. Contoh, kereta logitstik di Palembang dari total 45 trainset yang ada, saat ini hanya 26 yang beroperasi setiap hari. Padahal, keuntungan terbesar PT KAI justru berasal dari sektor angkutan barang.
“Ini sangat vital, kontribusinya lebih besar dibanding kereta penumpang. Pemerintah perlu memberikan perhatian serius untuk memperkuat layanan logistik berbasis rel ini,” kata dia.
Tak hanya itu, Bambang menyebut integrasi antara transportasi kereta dengan pelabuhan besar di Sumatera hingga Aceh, akan menciptakan konektivitas yang strategis.
“Kondisi tersebut sejalan dengan posisi Selat Malaka sebagai jalur laut internasional yang dilalui sekitar 70 persen kapal logistik dunia,” ungkap dia.
Bila melihat minat masyarakat terhadap kereta penumpang, Bambang menjelaskan, cukup tinggi. Lihat saja, kereta subsidi dengan tarif Rp30.000 yang melayani rute Palembang–Lampung maupun Palembang–Lubuklinggau selalu penuh setiap keberangkatan.
“Jika kapasitas belum mencukupi, maka masih dianggap gagal. Karena itu, PT KAI perlu menambah trainset maupun jadwal perjalanan,” tandas dia.
Editor : Sidratul Muntaha