Bersedia Pasang Badan untuk Hasto, Megawati: Anak-anak Saya Itu Banyak Preman Lho!

JAKARTA, iNewspalembang.id – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristoyanto, diminta untuk tidak gentar untuk menghadapi proses hukum yang sedang berjalan saat ini.

Pernyataan tersebut ditegaskan langsung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dalam pidato kebangsaan pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Perindo, Selasa (30/7/2024).

Baca Juga

Kader PDIP Muba Tolak Sikap DPP yang Beri Dukungan Pilkada Muba 2024 ke Calon Bukan Kader

Bahkan, Megawati juga bersedia pasang badan, seandainya orang kepercayaannya itu terjerat masalah hukum.

“Saya bilang sama Hasto, 'udah gak usah takut, nanti kalau kamu diambil aku pergi ke Kapolri', aku bilang gitu. Coba pingin apa ngomong sih kapolri itu. Lho iya lah. Enak aja,” ujar dia, Selasa (30/7/2024).

Megawati mengatakan, banyak masyarakat yang takut akan kekuasaan dan dia pun merasa aneh dengan fenomena itu.

Baca Juga

PDIP Belum Beri Dukungan ke Salah Satu Bacagub di Pilkada Gubernur Sumsel 2024

“Saya herannya, sekarang kalian ini-ini, maaf ya penuh dengan rasa ketakutan, saya pikir opo toh yo. Mbok saya kan selalu mengajarkan kebenaran is kebenaran,” kata Presiden Ke-5 RI itu.

Proses hukum yang melibatkan anak buah, ungkap Megawati, merupakan simbol dirinya menjadi target oleh penguasa. 

“Jadi yang sasarannya di sekeliling saya gitu loh. Aduh kayaknya saya ini bodoh buanget ya,” ungkap dia.

Baca Juga

Wapres RI ke-9 yang Dijuluki Kamus APBN Berjalan, Hamzah Haz Meninggal Dunia Diusia 84 Tahun

Saat ini, jelas Megawati, pihaknya tetap terus memantau proses hukum yang menimpa anak buahnya dan akan mengikuti prosedur yang berlaku.

"Saya ini cuma diem ajalah. Yaudah gitu ya gitu biarin dah. Karena buat apa? Saya itu mikir kalau saya lawan, anak-anak saya itu banyak preman lho. Gak ada takut lho. Kali ini mereka hanya bilang 'ibu sabar banget, ibu sabar banget, ibu sabar banget', udah diem aja, kubilang. Nanti juga selesai,” tandas dia.

Editor : Sidratul Muntaha