Ini Tiga Hal Pertemuan Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet di Australia

Sidra
Presiden Jokowi berswafoto bersama warga Indonesia, disela-sela menghadiri kunjungan kerja Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Melbourne, Australia, Senin (4/3/2024) malam. (iNewspalembang.id/tangkap layar)

MELBOURNE, iNewspalembang.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, membahas penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Kamboja, menyambut perayaan 65 tahun hubungan diplomatik kedua negara pada tahun ini, di Hotel Park Hyatt, Melbourne, Australia, Selasa (5/3/2024).

Presiden Jokowi menyakan, terhadap harapan untuk memperkuat kerja sama di berbagai sektor bilateral dan mengapresiasi dukungan Kamboja selama Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun lalu.

“Implementasi kesepakatan ASEAN berupa Lima Poin Konsensus (5PC) dan penyelesaian krisis Myanmar ini sangat penting. Kita sadar, ASEAN masih punya pekerjaan rumah untuk implementasi kesepakatan ASEAN dan selesaikan krisis Myanmar. Indonesia akan terus dukung keketuaan Laos tahun ini terutama dalam implementasi 5PC,” ujar dia, dalam pertemuan tersebut.

Ada tiga hal yang digarisbawahi Presiden Jokowi, pada pertemuan bilateral tersebut. Pertama, peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi melalui pengembangan konektivitas dan infrastruktur, baik sektor udara maupun laut.

“Soal investasi, BUMN Indonesia siap berkontribusi dan menjadi mitra utama pada sektor perkeretaapian dan infrastruktur. Selain itu kita juga perlu terus mendorong interaksi antarsektor bisnis untuk perkuat perdagangan dan investasi,” kata dia.

Hal yang kedua, ungkap Jokowi, dalam isu pemberantasan tindak pidana perdagangan orang, Indonesia mengapresiasi dukungan pemerintah Kamboja dalam penanganan WNI yang menjadi korban.

Atas dasar itu, sambung Jokowi, maka perlunya meningkatkan kerja sama dalam pencegahan dan penanganan tindak pidana perdagangan orang antara negara asal dan negara tujuan, serta implementasi Nota Kesepahaman (MoU) Pemberantasan Kejahatan Transnasional tahun 2023.

“MoU Pemberantasan Kejahatan Transnasional tahun 2023 perlu segera diimplementasikan, terutama pertukaran informasi intelijen dan peningkatan kapasitas kepolisian kedua negara,” ungkap dia.

Jokowi menjelaskan, hal terakhir mereka membahas kerja sama di bidang ketahanan pangan, termasuk impor beras dari Kamboja. Jokowi juga mendorong penyelesaian pembaruan MoU Kerja Sama Perdagangan Beras dan MoU Pembentukan Mekanisme Imbal Dagang untuk sepakati harga dan jumlah beras impor.

“Implementasi MoU Pertanian juga perlu segera didorong khususnya tindak lanjut peningkatan kapasitas manajemen pertanian, irigasi, serta investasi pengolahan dan penyimpanan beras,” tandas dia.

Editor : Sidratul Muntaha

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network