PALEMBANG, iNewspalembang.id – Pemerintah Belanda akan mengembalikan sebanyak 427 koleksi benda-benda bersejarah milik Indonesia, pada akhir Agustus nanti.
Menurut Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja, SH MKn, dari jumlah tersebut diharapkan ada benda bersejarah jarahan Pemerintah Kolonial Belanda dari Kesultanan Palembang Darussalam juga bisa dikembalikan ke kota Palembang.
Benda-benda jarahan dari Palembang yang diambil Pemerintah Kolonial Belanda tersebut, sambung Fauwaz Diradja, mulai dari keris, baju-baju, dan jubah-jubah Kesultanan Palembang Darussalam.
“Kemudian, sebagian uang-uang Palembang, tempat perhiasan, tempat makam Sultan, tempat penyimpan sirih termasuk kain songket dan kain-kain dari Palembang,” ujar dia, Minggu (13/8/2023).
Hanya saja, Fauwaz Diradja mengungkapkan, apakah nanti museum-museum di Palembang siap untuk menjaga dan menyimpan benda-benda bersejarah tersebut.
“Menjaga dan merawat jangan sampai rusak, kalau di Sumsel tidak sanggup menjaga benda-benda bersejarah dari Palembang, cukup museum di Jakarta yang keamanannya terjamin. Jadi bila kita ingin melihat kebesaran kita di masa lalu bisa melihat di Jakarta,” ungkap dia.
Atas dasar itu, Fauwaz Diradja meminta agar Pemprov Sumsel melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel ke Jakarta untuk melihat langsung koleksi yang dikembalikan Belanda tersebut ke Indonesia.
“Agar kedepannya mereka bisa berpartisipasi (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel) untuk bisa belajar bagaimana menjaga benda-benda bersejarah kita yang diambil Belanda di masa lalu itu,” jelas dia.
Sementara, Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra menerangkan, warisan sejarah seperti arca, prasasti, kitab-kitab, serta lukisan merupakan kepingan-kepingan memori Indonesia. Benda bersejarah tersebut memegang peran penting untuk menyambung kisah dari masa ke masa.
“Makanya, sebanyak 472 koleksi benda bersejarah Indonesia yang berhasil dipulangkan dari Belanda nanti akan menjadi pelengkap dari kisah yang masih rumpang,” terang dia.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum dan Cagar Budaya, imbuh dia, akan memajang 472 koleksi benda bersejarah yang berhasil dipulangkan dari Belanda.
“Diperkirakan, 472 koleksi tersebut akan tiba di Indonesia pada akhir Agustus 2023. Museum Nasional menjadi rumah baru bagi koleksi tersebut, termasuk pusaka Lombok. Guna menjamin keamanannya, pusaka Lombok akan disimpan di Museum Nasional,” imbuh dia.
Apalagi, tutur dia, pusaka Lombok itu mencakup perhiasan berupa kalung, kotak perhiasan, hingga berlian. Benda bersejarah dengan wujud perhiasan rentan menjadi target kejahatan.
Terlepas dari itu, nantinya 472 pusaka itu akan dipamerkan di pameran repatriasi pada November 2023 mendatang. Pameran itu rencananya berdurasi 1 bulan, bersamaan dengan peluncuran museum dan cagar budaya.
“Pameran repatriasi itu juga akan memamerkan keris Pangeran Diponegoro hingga arca Pradnyaparamita. Dua koleksi penting itu menunjukkan repatriasi telah berlangsung sejak berpuluh-puluh tahun lalu,” tandas dia.
Editor : Sidratul Muntaha
Artikel Terkait