JAKARTA, iNewspalembang.id – Akhir pekan ini dunia dikejutkan dengan meninggalnya Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Khaled bin Talal Al-Saud, pada Sabtu (19/7/2025).
Peristiwa meninggalnya sang pangeran ini, lantaran sudah lebih dari 20 tahun koma akibat kecelakaan mobil pada tahun 2005. Al-Waleed bin Khaled bin Talal Al-Saud yang dijululi ‘Sleeping Prince’ atau Pangeran Tidur ini, rencananya akan dimakamkan Minggu (20/7/2025) ini.
Terkait peristiwa itu, Royal Court mengumumkan kematiannya melalui Saudi Press Agency (SPA), yang mengonfirmasi akhir dari babak panjang dan sangat emosional dalam kehidupan keluarga Kerajaan Saudi. Doa pemakaman akan dilaksanakan di Riyadh, dengan masa berkabung tiga hari yang dijalani oleh keluarga dan anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi.
Pangeran Khaled bin Talal, ayah dari Pangeran Al Waleed, melalui akun X nya, Sabtu (19/7/2025) menyampaikan, dengan hati yang penuh keyakinan akan takdir dan ketetapan Allah, dan dengan kesedihan dan duka yang mendalam, kami berdukacita atas putra tercinta kami, Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal bin Abdulaziz Al-Saud, semoga Allah merahmatinya, yang wafat hari ini atas rahmat Allah.
Petaka kecelakaan mobil pada tahun 2005 lalu hingga membuat Pangeran Al Waleed terbujur di ranjang dalam kondisi koma lebih dari 20 tahun koma itu, membuat media-media internasionalnya menyebut sang pangeran dengan julukan ‘Sleeping Prince’.
Sleeping Prince yang merupakan seorang konglomerat dan anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi, juga keponakan dari miliarder Arab Saudi, Pangeran Al-Waleed bin Talal.
Pangeran Khaled bin Talal, ayah dari Pangeran Al Waleed, memang sudah bersikeras selama bertahun-tahun untuk menjaga putranya tetap menggunakan ventilator, dan memantau kondisinya dengan harapan suatu hari dia akan bangun.
Nah, ketika terjadi kecelakaan mobil di jalanan London, Inggris pada 2005 silam, usia Pangeran Al Waleed masih berusia 15 tahun. Saat itu, Pangeran Al-Waleed lagi mengikuti studi militer.
Pada 2017 lalu, sang ayah berbagi cerita terkait kronologi kecelakaan yang dialami putranya pada sebuah talkshow Saudi Al-Ma'azzeb. Pada hari naas terjadinya kecelakaan putranya tersebut, Pangeran Khaled memiliki firasat akan terjadi sesuatu yang tidak beres.
Bahkan, dia sempat melarang putranya keluar rumah, namun tetap saja Pangeran Al-Waleed berhasil menyakinkannya dan tetap pergi bersama kedua temannya.
Bersamaan saat Pangeran Al-Waleed mengalami kecelakaan, Pangeran Khaled tengah makan malam bersama seorang diplomat Arab Saudi, Abdullah bin Yahya Al-Muallami.
Beberapa saat pasca-kecelakaan tersebut, Pangeran Al-Waleed yang terlempar dari dalam mobil bersama kedua temannya sempat sadar. Lalu dia bertanya: “Bagaimana kondisi teman-temanku?”
Usai kecelakan itu, Pangeran Al-Waleed mengalami koma yang sangat lama karena pendarahan otak, kendati kedua temannya baik-baik saja usai insiden mengerikan tersebut.
Selama proses penyembuhan di rumah sakit, Pangeran Al-Waleed sempat divonis akan meninggal dan tubuhnya akan membusuk dalam waktu 72 jam, hingga seminggu setelah menjalani operasi pascakecelakaan.
Tim dokter yang menangani operasi sang pangeran pun menyebut upaya penyelamatan tidak akan berhasil. Setelah sempat ragu apakah harus tetap mempertahankan atau membiarkan putranya pergi, Pangeran Khaled bertanya pada dirinya sendiri.
“Jika Tuhan ingin dia mati, Dia akan melakukannya tanpa bantuan saya atau dokter. Dan ini telah mengguncang saya,” gumam sang ayah.
Selanjutnya, 18 bulan pertama menjalani perawatan, Pangeran Al-Waleed mulai bernapas sendiri selama 3 bulan tanpa bantuan alat medis. Bahkan, sempat bereaksi ketika disentuh dan diajak bicara, namun hanya pada orang-orang tertentu, seperti beberapa dokter, perawat, dan anggota keluarga.
Mengutip dari laporan El-Mundo, setelah lebih dari 10 tahun menjalani perawatan di Rumah Sakit Riyadh, Pangeran Al-Waleed dipindahkan untuk menjalani perawatan intensif di kediaman keluarga pada 2016.
Kemudian pada medio 2017, seperti dikutip Al Jazeera, sang ayah Pangeran Khaled memberi kabar akan kehadiran empat dokter, tiga dari Amerika Serikat dan satu dari Spanyol, yang mempertimbangkan untuk melakukan operasi agar pendarahan otak Pangeran Al-Waleed dapat berhenti.
Hanya saja, Pangeran Al-Waleed masih juga belum bangun dari koma. Pada 27 September 2021, bibinya, Putri Rima binti Talal, membagikan video perkembangan kondisi Pangeran Al-Waleed di Twitter (sekarang bernama X). Sang bibi mendoakan kesembuhannya.
"Sayangku, semoga Tuhan melindungimu, menyembuhkanmu, dan memulihkanmu," tulis Putri Rima di video itu.
Video yang diunggah Putri Rima menunjukkan Pangeran Al Waleed terhubung ke mesin pendukung kehidupan, ditutupi dengan bendera nasional Arab Saudi dengan kata-kata "Negara Kami ada di Hati Kami".
“Seseorang bertanya kepada saya, mengapa Anda tidak mencabut perangkat dari putra Anda? Saya menjawab bahwa jika itu adalah kehendak Tuhan, baginya untuk mati dalam kecelakaan itu, maka putra saya akan berada di kuburnya," kata Pangeran Khaled, yang berharap putranya akan sembuh total.
Saudara perempuan Pangeran Khaled, Putri Noura binti Talal, juga pernah mengunggah video di media sosial yang menunjukkan sang ‘Sleeping Prince’ menggerakkan jari-jarinya.
"Anakku tercinta, segala puji bagi Allah, yang menghidupkan siapa yang Dia kehendaki dengan perintah-Nya. Segala puji bagi Allah, yang memulihkan kesehatan Anda, jadi jangan putus asa dengan kekuasaan Allah," tulis dia.
Editor : Sidratul Muntaha
Artikel Terkait